
Dituding Ada Petugas Haji Nebeng, Menag Sebut Tak Etis dan Melukai Perasaan
16/06/2025 00:04 ADMINOleh: Muhammad Fakhruddin, Jurnalis MUIDigital dari Jeddah, Arab Saudi
JEDDAH, MUI.OR.ID — Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar menyatakan tidak elok menyimpulkan seorang petugas haji dianggap nebeng untuk melaksanakan haji 2025.
Pernyataan itu disampaikan Menag kepada wartawan Media Centre Haji (MCH) Daker Bandara usai menyapa jamaah haji Kloter 7 UPG di Bandar Udara Aking Abdul Aziz, Jeddah, Ahad (15/6/2025).
Ikut mendampingi Menag antara lain, Wakil Menag Romo Muhammad Syafii, Dirjen Haji dan Umrah Hilman Latief, staf ahli Menag Ismail Cawidu, Kadaker Bandara Abdul Basir, dan sejumlah PPIH Arab Saudi.
“Saya tidak etis mengatakan nebeng seperti itu ya karena kalau menunggu orang yang sudah berhaji baru menjadi petugas, bagaimana caranya kan,” ujar Prof Nasaruddin.
Menurut Prof Nasaruddin, petugas itu harus menjalankan tugas sesuai tugas dan fungsi mereka. Bukan malah dia yang harus diurus atau tidak menjalankan tugas. “Apa artinya haji kalau dia urus bukan jamaah, tetapi petugasnya yang diurus,” jelas Menag.
Menag mengaku tak ingin melukai perasaan apalagi melemahkan petugas yang sudah berjibaku membantu jamaah haji di lapangan, terutama bagi mereka yang punya keterbatasan fisik dan lanjut usai (lansia).
“Saya tak ingin mengatakan mereka itu (petugas) nebeng. Mereka itu paling banyak bekerja, jarang tinggal di hotel. Paling hanya datang ganti baju di hotel langsung bertugas lagi. Tidurnya juga di lapangan,” tandas Menag.
Sebaliknya, Menag Nasaruddin mengapresiasi para petugas yang telah bekerja keras memberikan pelayanan demi kenyamanan jamaah. Bahkan, ia mengajak semua pihak untuk menghargai dedikasi mereka.
“Lihat sendiri petugas kita berjibaku di tengah lapangan yang sangat panas. Mereka juga punya harga diri. Mereka juga punya keluarga. Mereka juga punya pengorbanan. Jangan sampai mereka kita anggap nggak ada apa-apanya,” ujarnya.
Menag juga berkali-kali menegaskan bahwa penyelenggaraan haji 2025 berjalan lancar, aman, dan normal. Tidak ada kondisi genting sebagaimana isu yang beredar.
Karena itu, Menag meminta wartawan bisa bertanya langsung kepada jamaah bagaimana mereka mendapatkan pelayanan dari petugas, termasuk fasilitas yang didapatkan selama berada di Arab Saudi.
“Jangan tanyakan kepada siapa pun, kecuali yang merasakannya. Silakan uni ada semua di samping saya,” ujar Prof Nasaruddin.
Seorang jamaah UPG 7 asal Kabupaten Sidrap menyatakan, sangat puas dengan layanan haji selama di Arab Saudi, baik saat berada di Madinah maupun ketika di Makkah hingga selesai fase Armuzna.
“Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Kalau pun ada yang berjalan dari Mina ke hotel, itu bisa dimaklumi karena bersamaan semua jamaah keluar dari tenda Mina setelah melakukan mabit di sana. Jaraknya juga tidak terlalu jauh dengan hotel kami di Sektor 3,” papar jemaah asal Pangkajene Sidrap di samping Menag.
Menag berada di Bandara Jeddah sekira pukul 14.00 Waktu Arab Saudi. Dia datang langsung dari Madinah menggunakan kereta cepat.
Ia menyapa dua kloter jamaah yang bersedia pulang sore ini ke Tanah Air. Masing-masing JKS 09 dan UPG 07. Saat berada di dua kloter itu, Menag berjibaku dengan para jamaah memberikan salam, dan berjabat tangan menyampaikan selamat sampai di Tanah Air.
Tidak sedikit jamaah berdesakan untuk meminta foto bersama. Ada juga yang selfie di sela wawancara dengan wartawan.
Kepada jamaah lansia yang menggunakan kursi roda di ruang tunggu bandara, Menag tak sungkan untuk jongkok bertanya kepada jamaah mulai usia mereka, dengan siapa berangkat haji, hingga pengalaman jamaah lansia selama pelaksanaan haji.
“Berapa umurta dan jamaah dari mana? Tanya Menag dengan bahasa Bugis saat menyapa jemaah asal Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan dengan berusaha jongkok di depan jamaah. Jamaah lansia menjawab dengan terbata-bata, ada usia 70, 75, hingga 80.
(Tim MCH ed: Muhammad Fakhruddin)
Tags: haji, ibadah haji, jamaah haji, petugas haji