
Waktu adalah Secuil Anugerah yang 'Paling Adil' dari Allah SWT untuk Manusia, tetapi....
24/06/2025 06:32 ADMINFoto: freepik
JAKARTA, MUI.OR.ID— Dalam Islam, waktu bukan sekadar elemen yang berjalan dalam kehidupan, melainkan merupakan "titipan dan amanah dari Allah SWT" yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
Kesadaran akan hal ini sangat penting, karena waktu adalah sumber daya yang paling adil, setiap manusia diberikan jumlah waktu yang sama, akan tetapi tidak semua mampu memanfaatkannya dengan bijak.
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftahul Huda, menegaskan bahwa waktu adalah amanah. Jika diabaikan, berarti seseorang telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, menjaga dan memanfaatkan waktu dengan baik merupakan bagian dari ketakwaan dan tanggung jawab moral serta spiritual setiap Muslim.
“Waktu itu titipan Allah. Kalau sahnya ia adalah titipan, maka kita sebagai hamba-Nya yang dititipkan wajib menjaga dan merawatnya,” katanya saat di hubungi MUIDigital pada Selasa (24/6/2025).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa setiap manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat mengenai bagaimana mereka menggunakan waktu di dunia.
Jika seseorang menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, maka sejatinya ia telah mengkhianati amanah dari Allah SWT.
Hal ini menunjukkan bahwa waktu bukan hanya soal manajemen, tetapi juga berkaitan dengan aspek keimanan dan tanggung jawab spiritual.
Pandangan Alquran
Allah SWT telah memperingatkan manusia tentang pentingnya waktu melalui surat Al-‘Ashr:
وَٱلْعَصْرِ إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran." (QS Al-Ashr: 1-3)
Pemanfaatan waktu
Rasulullah SAW juga mengingatkan umatnya agar memanfaatkan waktu sebelum datang masa yang menyulitkan:
قالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ، شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ. (رواه الحاكم في المستدرك، وقال: صحيح على شرط الشيخين)
"Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, kesehatanmu sebelum datang sakitmu, kekayaanmu sebelum datang kefakiranmu, waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu, hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, dinyatakan sahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim)
Dalam dunia yang penuh distraksi dan kesibukan, kesadaran akan amanah waktu harus terus dijaga.
Setiap detik yang kita habiskan akan menjadi saksi: apakah waktu itu diisi dengan ibadah, amal saleh, dan pencarian ilmu, atau justru dengan kelalaian dan kesia-siaan.
Sebagai seorang Muslim, sudah semestinya kita menjalani hidup dengan penuh kesadaran bahwa waktu bukan milik pribadi, melainkan titipan dari Allah SWT. Maka rawatlah amanah itu sebaik-baiknya, sebelum ajal datang menjemput dan waktu tak lagi bisa dimanfaatkan. (Fitri Aulia Lestari, ed: Nashih)
Tags: pelestarian lingkungan, tambang ramah lingkungan, aktivitas tambang, pertambangan, melestarikan alam, fikih ekologis, alam menurut islam, lingkungan menurut islam, waktu, waktu menurut islam, pentingnya waktu menurut islam