Muhasabah Dhuha dari Arafah

Muhasabah Dhuha dari Arafah

08/06/2025 02:11 ADMIN

Oleh: Arifah Fauzi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saudara-saudaraku yang saya cintai, 

Hari ini, jutaan jiwa berkumpul di Padang Arafah—sebuah momen suci dalam ibadah haji, tempat perjumpaan antara manusia dengan Tuhannya dalam kerendahan hati dan harapan. Dan bagi saudara kami yang berada di tanah air, momen ini adalah saat yang tepat untuk berwuquf dalam arti sosial: merenung, berhenti sejenak, lalu bergerak dengan niat mulia untuk merangkul perempuan-perempuan tangguh, melindungi anak-anak penerus bangsa, dan menanam benih harapan untuk Indonesia yang lebih baik.

Dari beberapa referensi, salah satunya dalam Ar-Rahiq Al Makhtum – Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri dan Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam.

Dikisahkan bahwa memasuki bulan Dzulhijjah, Rosulullah SAW bersiap untuk melaksanakan ibadah haji dan memerintahkan kaum muslimin untuk menyiapkan perbekalan. Rosulullah meminta kesaksian kaum muslimin bahwa Beliau telah menunaikan Amanah, menyampaikan risalah dan menasehati ummat. Dan Nabi mengumumkan niatnya untuk melaksanakan haji wada.

Mendengar pengumuman itu, orang-orang berdatangan ke Madinah. Mereka semua ingin ikut bersama Rosulullah. Nabipun bersiap-siap menyisir rambut, memakai jubah dan memakai minyak wangi. Haji wada ini adalah haji terakhir dan satu-satunya yang Beliau lakukan dan dianggap sebagai moment penting dalam sejarah Islam. 

Pesan Nabi dalam khutbahnya di haji wada,
1. Janganlah Kembali ke kufuran dan saling bunuh;
2. Sembahlah Allah dengan sholat 5 waktu, puasa bulan Ramadhan, membyar zakat, dan menunaikan ibadah haji jika mampu;
3. Semua manusia sama tanpa memandang ras atau suku;
4. Berakhlakul kharimah kepada siapapun. Akhlak adalah nilai tertinggi yang terkandung dalam Islam;
5. Layanilah Wanita-wanitamu dengan baik dan berlemah lembutlah terhadap mereka karena mereka adalah teman yang setia.

_Saudara-saudaraku yang saya cintai_,
Mari kita kembali menghayati pesan Rosulullah dalam haji Wada, pesan yang menjadi pengingat kita untuk memuliakan perempuan dan anak, saling menyayangi, melindungi, membesarkan dengan cinta dan iman. 

أيها الناس, َاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْراً ، فَإِنَّهُنَّ عِندَكُمْ عَوَانٍ لَا تملكون منهن شَيْئاً غير ذلك، وَإِنَّكُمْ إِنَّمَا أَخْذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانَةِ اللهِ ، وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجُهُنَّ بِكَلِمَاتِ اللهِ

“Wahai manusia. Aku berwasiat kepada kalian, perlakukanlah perempuan dengan baik. Kalian sering memperlakukan mereka seperti tawanan. Kalian tidak berhak memperlakukan mereka kecuali dengan baik (kesantunan). Sesungguhnya kalian mengambil mereka di bawah kepercayaan Tuhan dan kalian berhak menggauli mereka atas nama Tuhan”.

Rasulullah SAW mengingatkan tentang hak-hak perempuan dan kewajiban untuk melindungi mereka, baik secara lahiriah maupun batiniah. Mengingatkan bahwa perempuan juga berhak untuk meningkatkan kualitas hidup dan memaksimalkan potensinya, sehingga dapat berkontribusi dalam pembangunan. 

Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya melindungi anak-anak dari kekerasan dan penindasan. Anak-anak memiliki hak untuk diperlakukan dengan adil, tanpa diskriminasi, dan diberikan kesempatan yang sama untuk berkembang. Berhak mendapatkan pendidikan yang baik, agar mereka dapat menjadi generasi yang cerdas, berakhlak, dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. 

Khutbah haji Wada juga menekankan pentingnya keadilan dan tidak ada yang boleh menganiaya atau menzalimi orang lain. Beliau menekankan pentingnya memuliakan perempuan dan anak serta berbuat baik kepada mereka. 

_Saudara-saudaraku yang saya cintai_,
Perjalanan masih panjang, berbagai tantangan masih menghadang, kita ingin lebih banyak lagi perempuan Indonesia yang berdaya, mandiri, dan berperan aktif dalam pembangunan. Kita ingin melihat semua anak Indonesia tumbuh dalam lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, dan bebas dari kekerasan. Kita masih ingin membangun Indonesia yang adil dan setara bagi semua, tanpa memandang jenis kelamin, usia, atau latar belakang sosial.

Namun, saya yakin, semangat untuk terus berjuang, menebar inspirasi, membangun sinergi dan kolaborasi tak pernah padam. Mari kita lanjutkan perjalanan, membawa pesan kasih sayang, kesetaraan, dan perlindungan. Mari terus bersama menggugah semangat, untuk mewujudkan Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Menuju Indonesia Emas 2045. 

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 

Tags: haji, ibadah haji, wukuf, muhasabah dhuha