
Gelar FGD, Lembaga Kesehatan MUI Bahas Vaksin TBC dalam Perspektif Kesehatan Syariah
13/06/2025 00:01 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID— Lembaga Kesehatan MUI menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait vaksin Tuberkulosis (TBC) dalam perspektif kesehatan syariah.
Ketua panitia acara yang juga Wakil Ketua Lembaga Kesehatan MUI dr Bayu Wahyudi menyampaikan acara ini digelar sebagai bentuk tanggung jawab ilmiah dan moral dalam menjawab kegelisahan umat terhadap isu-isu vaksin TBC.
Menurut dia, vaksin TBC kerap menimbulkan pertanyaan, spekulasi, dan perdebatan di tengan masyarakat.
Untuk itu, lanjutnya, kegiatan ini digelar untuk meletakkan persoalan tersebut dalam kerangka tabayun, sebagai penjernihan informasi, berbasis ilmu kedokteran, riset biomedis, serta ketentuan syariat Islam.
"MUI sebagai rumah bersama ormas Islam di Indonesia mempunyai fungsi sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan shadiqul hukumah (mitra pemerintah),” kata Bayu di Aula Buya Hamka, Kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Dia menjelaskan, penduduk Indonesia 2025 berjumlah 284, 44 juta jiwa dan beragama Islam berjumlah 244,7 juta yang masih menjadi negara dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia.
Dokter Bayu mengatakan, tema yang diangkat dalam kegiatan ini berdasarkan berbagai pertimbangan karena TBC memenuhi kriteria hight volume, hight risk, hight cost, hight impact, dan hight policy. Sebab, menurut data dari Kemenkes, tahun 2025 hingga Maret diperkirakan ada 888 ribu orang yang terdeteksi TBC.
"Jumlah ini merupakan 81 persen dari target deteksi 2024 sebesar 1.090.000 orang. Menurut WHO merupakan posisi kedua terbanyak di dunia setelah India," ungkapnya.
Dokter Bayu menjelaskan, angka kematian akibat TBC di Indonesia cukup tinggi. Hal ini berdasarkan data global TB report WHO 2024 yang menyebut ada 134 ribu kematian atau 17 orang meninggal setiap jam, sehingga pemerintah melakukan program Gerakan Indonesia akhiri TBC.
Lebih lanjut, dokter Bayu menyampaikan, beberapa hari ini marak pemberitaan terkait vaksin TBC Bill Gates (M72/ASO1E) yang dikembangkan Glaxo SmithKline (GSK). Vaksin ini sedang melalui uji klinis fase 3 di Indonesia, dan berbeda dengan vaksin TBC sebelumnya.
"TBC yang ada selama ini BCG wajib bayi < 1 bulan, vaksin M72 karena menggunakan mRNA seperti vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna yang mengandung protein fusi rekombinan M72 yang berasal dari 2 antiges Mycobacterium TBC (Mtb32A dan Mtb39A)," ungkapnya.
Vaksin tersebut juga menggunakan sistem Adjuvan AS01 yang dikembangkan oleh GSK dan Internasional AIDS Vaccine Initiative. Di Indonesia dengan melibatkan lebih dari 2 ribu peserta dalam uji klinis fase 2 yang perekrutan peserta vaksin berakhir 16 April 2025 lalu.
"Melalui diskusi ini, kita berharap akan lahir pemahaman yang holistik, objektif, dan maslahat. Sehingga dapat menjadi acuan fatwa, kebijakan kesehatan, maupun edukasi umat di lapangan," ujarnya.
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas, Ketua MUI Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup KH Sodikun, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi KH Abdullah Jaidi, Wasekjen MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Arif Fahruddin, Ketua Lembaga Kesehatan MUI yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi.
Hadir narasumber dalam FGD ini Pakar Kesehatan UI Prof Tjandra Yoga Adhitama, Menteri Kesehatan RI 2004-2009 Siti Fadhilah, dan Dokter Spesialis Paru Prof Erlina Burhan.
(Sadam, ed: Nashih)
Tags: tbc, uji klinis tbc, bill gates tbc, Tuberkulosis, majelis ulama indonesia