
Catatan dari Tanah Suci: Genzie Berhaji dengan Gembira
06/06/2025 23:01 ADMINOleh: Muhammad Fakhruddin, Jurnalis MUIDigital dari Makkah, Arab Saudi
MAKKAH, MUI.OR.ID — Di tengah ratusan ribu jamaah haji Indonesia yang menjalani puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) tampak wajah-wajah muda, penuh semangat dan senyum ceria. Mereka adalah generasi Z atau genzie yang kini menapaki jejak spiritual di Tanah Suci. Bagi mereka, berhaji bukan hanya soal kewajiban agama, tapi juga perjalanan jiwa yang penuh makna dan harapan.
Empat jamaah muda dari kloter JKG27, yakni Arif Sami Maulana (21 tahun) Harum Sari (26 tahun), Juariah (29 tahun), dan Residian (27 tahun). Mereka membagikan pengalaman spiritualnya dengan mata berbinar dan suara penuh antusiasme.
“Sebagai Gen-Z, kita merasa melaksanakan ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang luar biasa. Karena kita masih muda, fisik juga masih kuat, jadi kita jalaninnya happy, senang,” ungkap Arum, yang juga menyampaikan apresiasi terhadap fasilitas pelayanan yang disediakan pemerintah.
Di balik keceriaan mereka, tersimpan cerita panjang penantian. Juariah mengaku telah menunggu selama 13 tahun untuk bisa menunaikan ibadah haji. “Pertama, udah sekian lama menunggu. Harusnya 10 tahun, tapi jadi 13 tahun. Sekarang akhirnya berada di bumi Arafah yang suci ini, ya happy banget lah,” katanya sambil tersenyum haru saat saya temui di Maktab 63 Arafah, Kamis (5/6/2025).
Bagi Harum, keikutsertaannya dalam haji tahun ini adalah takdir yang penuh kejutan. Ia menggantikan ayahnya yang sakit. “Experience ini tidak pernah terbayang sebelumnya. Kesempatan berhaji di usia muda ini sangat-sangat patut disyukuri,” tuturnya.
Ia pun berharap lebih banyak anak muda bisa merasakan pengalaman yang sama.
Arif, dengan nada rendah namun penuh rasa syukur, berkata, “Enggak nyangka aja bisa ada di Tanah Suci di usia semuda ini. Udah dapat panggilan, ya itu aja sih.”
Selain menjalani haji dengan gembira, keempatnya mengaku ibadah haji membuat mereka memiliki harapan baru. “Harapannya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kita sadar bahwa diundang ke sini bukan karena kita paling baik, tapi karena Allah ingin kita lebih dekat,” kata Juju, sapaan akrab Harum.
Juariah yang akrab disapa Juju menambahkan, “Di zaman sekarang yang penuh tantangan pergaulan, berhaji di usia muda bisa jadi momen untuk lebih mendekatkan diri pada Allah.”
Tak lupa, mereka membawa serta segudang doa untuk dipanjatkan saat Wukuf di Padang Arafah.
Arum berdoa untuk kesembuhan ayahnya, selain memohon jodoh dan pekerjaan yang baik. Arif, dengan rendah hati, menyampaikan, “Kalau jodoh mah belakangan. Yang utama itu orang tua, keselamatan, dan kesehatan mereka.”
Juju pun sepakat, menyebut karier, jodoh, dan keluarga sebagai fokus utama doanya.
Berhaji bagi generasi muda ini bukan sekadar memenuhi rukun Islam kelima. Lebih dari itu, ini adalah momen penyadaran diri, penataan harapan, dan pembuktian bahwa spiritualitas tak mengenal usia. Mereka hadir bukan hanya sebagai jamaah, tapi sebagai representasi masa depan umat, yang tetap menjaga nilai, namun dengan semangat zaman.
Di tengah teriknya Arafah, semangat mereka adalah embun. Segar, tulus, dan penuh cahaya.
Tags: haji, ibadah haji, genzie, gen-z, arafah, armuzna