
Tradisi Pawai Obor Semarakkan Pergantian Tahun Hijriyah, Begini Pandangan Komisi Fatwa
27/06/2025 09:37 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID— Umat Muslim di seluruh dunia merayakan malam pergantian tahun baru Islam atau Hijriyah. Pada malam itu, biasanya ada sejumlah tradisi, khususnya di Indonesia, salah satunya adalah pawai obor.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Miftahul Huda, mengungkapkan makna dilakukannya pawai obor di malam pergantian tahun Hijriyah. Dia menjelaskan bahwa tradisi pawai obor berkaitan dengan peristiwa penting, yakni hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah yang terjadi pada 1 Muharram.
"Ini menjadi fondasi dan langkah awal dakwah Islam, serta pengembangan agama Islam yang lebih luas lagi. Momen ini dirayakan umat Islam Indonesia dengan pawai obor," kata dia kepada MUIDigital, di Jakrata, Jumat (27/6/2025).
Kiai Miftah menjelaskan, kegiatan pawai obor ketika malam pergantian tahun baru Hijriyah dimaksudkan untuk menyemarakkan dan menggerakkan ruh semangat hijrah.
Kiai Miftah menuturkan, hijrah tidak hanya dimaknai dengan perpindahan fisik dari suatu daerah ke daerah yang lain, tetapi bisa dimaknai dari suatu keadaan ke keadaan yang lebih baik.
Lebih lanjut, Kiai Miftah menerangkan, pawai obor dimaknai dengan semangat perbaikan yang jauh lebih baik, terutama dari segi peribadatan umat kepada Allah SWT maupun kehidupan yang sifatnya duniawi seperti kesejahteraan.
"Selain pawai obor, ada kirab di Solo, itu sebagai bentuk memperingati peristiwa hijrah Nabi dari Makkah karena pintu dakwah tertutup, tidak ada yang diharapkan untuk menyebarkan agama Islam, lalu pindah ke Madinah," ungkapnya.
Menurutnya, peristiwa penting ini harus dimaknai secara faktual dan aktual seperti sekarang ini. Kiai Miftah menekankan bahwa hijrah tidak harus dimaknai dengan pergi ke daerah lain, tetapi memaknainya dengan lebih bermakna lagi dari peristiwa hijrah Nabi.
"Hijrah yang dalam arti faktual dan aktual sekarang dimaknai sebagai perpindahan keburukan ke kebaikan, dari sifat-sifat sombong, negatif menuju kepada sifat-sifat positif, ke akhlak mahmudah," tuturnya. (Sadam, ed: Nashih)
Tags: pawai obor, pawai obar hijriyah, tahun baru hijriyah