JAKARTA, MUI.OR.ID – Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI kembali tekankan kontribusi ekonomi syariah terhadap pembangunan ekonomi nasional. Ekonomi syariah menjadi elemen penting dalam proses pembangunan ekonomi ke depan.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua DSN MUI, KH Adiwarman A Karim, dalam Ijtima' Sanawi ke-20 yang berlangsung pada Jumat-Sabtu, 11-12 Oktober 2024 di Grand Mercure Kemayoran, Jakarta.

Menurutnya, posisi ekonomi syariah harus memiliki kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi ke depan.

“Kita perlu mengubah cara berpikir kita. Di bawah kepemimpinan nasional yang baru, kita tidak lagi hanya mengandalkan pemerintah untuk membantu ekonomi syariah. Kini, pertanyaannya adalah, apa yang bisa ekonomi syariah berikan untuk kemajuan Indonesia?" ujarnya pada Sabtu (12/10/2024).

Adiwarman menyebut, dalam pembangunan ekonomi nasional, sektor ekonomi syariah perlu lebih aktif dan mandiri dalam memberikan kontribusi. 

Sebagai contoh, kata dia, adanya inisiatif yang dicetuskan oleh Bank Syariah Indonesia untuk menerbitkan sukuk berdasarkan jumlah emas dalam tanah Indonesia.

"Ini akan menjadi lompatan besar dalam meringankan beban pemerintah, mengurangi ketergantungan pada bunga tinggi," terangnya.

Adiwarman menggarisbawahi pentingnya perubahan dalam cara kerja ekonomi syariah ke depan. Kerja-kerja ekonomi ke depan harus bertumpu pada pembentukan ide.

Dengan demikian, DSN-MUI harus lebih terlibat dalam membentuk ide dan inisiatif baru dalam ekonomi syariah. DSN-MUI diharapkan mampu berperan aktif dalam inovasi ekonomi syariah.

 "Selama ini, kita hanya mendukung ide dari luar untuk dijadikan produk syariah. Kini, kita harus menjadi bagian dari pencetus ide tersebut," katanya. 

Selanjutnya, yang tidak kalah penting, DSN-MUI harus aktif dalam memastikan keberlanjutan pengembangan ekonomi syariah dalam setiap tahap yang dilakukan.

Menurut Adiwarman, DSN-MUI bukan hanya fokus mengeluarkan fatwa, tetapi juga mengawal pelaksanaan ekonomi syariah agar benar-benar memberikan dampak positif bagi bangsa.

(Syahrul/Rozi-Dhea/Azhar)