
Suhu Ekstrem, Amirul Hajj Taruna Ikrar Imbau Jamaah Haji Waspada Heat Stroke
31/05/2025 19:49 ADMINOleh: Muhammad Fakhruddin, Jurnalis MUIDigital dari Jeddah, Arab Saudi
JEDDAH, MUI.OR.ID - Dalam musim haji 1446 H / 2025, suhu ekstrem yang melanda wilayah Arab Saudi menjadi perhatian serius bagi seluruh pihak, terutama jamaah dan petugas haji Indonesia.
Anggota Amirul Hajj Indonesia, Prof Taruna Ikrar, mengimbau seluruh jamaah haji dan petugas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko heat stroke atau sengatan panas.
Suhu udara di wilayah Makkah dan Madinah diperkirakan dapat mencapai lebih dari 45°C, sebuah kondisi yang sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi jamaah lanjut usia, penderita penyakit kronis, serta mereka yang melakukan aktivitas fisik tinggi saat menjalankan ibadah.
“Heat stroke adalah kondisi medis serius yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting bagi jamaah dan petugas untuk menjaga hidrasi, menghindari paparan langsung sinar matahari dalam waktu lama, dan mengenakan pelindung seperti payung atau topi lebar,” ujar Taruna Ikrar, di Jeddah, Kamis malam (29/5/2025).
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan preventif, termasuk memastikan asupan cairan cukup setiap hari, menghindari aktivitas berat di bawah terik matahari, terutama antara pukul 10.00 hingga 15.00 waktu setempat.
Taruna Ikrar juga menyarankan ke jamaah dan petugas untuk mengenali gejala awal heat stroke seperti sakit kepala, mual, kulit kemerahan, detak jantung cepat, dan kebingungan mental.
Tim kesehatan haji Indonesia, bersama petugas PPIH (Petugas Penyelenggara Ibadah Haji), telah disiagakan di berbagai titik pelayanan untuk memberikan penanganan cepat terhadap kasus heat stroke dan gangguan kesehatan lainnya selama musim haji 1446 H/2025 ini.
Selain itu, Taruna Ikrar juga mengingatkan pentingnya sinergi antar petugas dan edukasi berkelanjutan kepada jamaah agar dapat menjalankan ibadah secara aman dan optimal.
Menteri Agama Prof Nazaruddin Umar, selaku Ketua Delegasi Amirul Hajj 2025, dalam arahannya menekankan tiga hal utama yang harus menjadi fokus dalam penyelenggaraan haji tahun ini, yakni pelayanan yang profesional, perlindungan maksimal terhadap jamaah, dan penciptaan suasana ibadah yang khusyuk.
“Haji adalah ibadah yang sangat mulia dan berat. Oleh karena itu, negara wajib hadir sepenuhnya untuk memastikan jamaah dapat menjalankannya dengan tenang, aman, dan nyaman,” ujar Prof. Nazaruddin.
Menteri agama juga meminta seluruh jajaran petugas haji Indonesia untuk bekerja dengan penuh empati dan ketulusan.
Selain itu, dia juga meminta petugas tanggap terhadap kondisi darurat, terutama yang berkaitan dengan kesehatan jamaah.
“Memastikan informasi dan bimbingan ibadah tersampaikan secara jelas dan mudah dipahami,” ungkap Menag.
(Tim MCH ed: Muhammad Fakhruddin)
Tags: haji, ibadah haji, amirul hajj, suhu ektrem