JAKARTA, MUI.OR.ID-- Ketua Panitia (OC) International Annual Conference on Fatwa MUI Studies (ACFS) Habib Umar Al Hadad menyampaikan laporan kegiatan pada pembukaan ACFS. 

Habib Umar menyampaikan, kegiatan ACFS ini ingin merepresentasikan pemikiran dan pembahasan yang berasal dari ulama-umaro, terutama terkait fatwa yang dikeluarkan MUI. 

"Melalui komposisi kepesertaan dan partisipasi dari narasumber dan undangan peserta kegiatan ini ingin merepresentasikan pemikiran dan pembahasan yang berasal dari para ulama-umaro," kata Habib Umar dalam pembukaan ACFS ke-9 di Hotel Sari Pacifik, Jakarta Pusat, Sabtu (26/7/2025).

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI ini menyampaikan pada sesi pleno, ACFS mengundang narasumber dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, peserta berasal dari berbagai daerah bahkan ada yang dari luar negeri. 

Dia mengungkapkan, kegiatan ini dimulai dengan call of papers sejak Februari 2025 dan terkumpul 200 abstrak. Kemudian, melalui penilaian dan seleksi yang ketat, 125 abstrak terpilih diminta untuk mengirimkan naskah full paper untuk dinilai dari aspek substansi dan teknik penulisannya. 

Habib Umar menjelaskan, 64 peneliti yang akhirnya lolos akan mempresentasikan makalahnya di dalam forum akademik sebagai upaya muhasabah dan penguatan fatwa serta kelembagaan fatwa MUI. 

Dalam forum ini dibagi 4 tema paralel bagi pemakalah terpilih untuk mempresentasikan penelitiannya, 4 tema tersebut yaitu, Aqidah dan Ibadah, Ekonomi dan Keuangan Syariah, Metodologi dan Kelembagaan Fatwa, Sosial Kemasyarakatan dan Produk Halal. 

Dosen Tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta ini menyampaikan terimakasih berkat semua pihak, terutama UIN Jakarta, PUSFAHIM UIN Jakarta, BPKH dan BAZNAS RI. 

Dia berharap melalui kegiatan ACFS ini bisa memberikan manfaat bagi umat sebagaimana prinsip sebagai pelayan umat dan mitra pemerintah. 

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar. Hadir sejumlah tokoh dalam kegiatan ini antara lain Ketua BPKH Fadlul Imansyah, Ketua MUI Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Ni'am Sholeh, Ketua Komisi Fatwa MUI Junaidi, Sekretaris Komisi Fatwa MUI KH Miftahul Huda dan jajarannya.  

(Sadam/Azhar)