Catatan dari Tanah Suci: Dukungan Penuh Petugas Haji untuk Ibu Ida

Catatan dari Tanah Suci: Dukungan Penuh Petugas Haji untuk Ibu Ida

29/05/2025 17:12 ADMIN

Oleh: Muhammad Fakhruddin, Jurnalis MUIDigital dari Jeddah, Arab Saudi

JEDDAH, MUI.OR.ID – Malam itu, Rabu (28/5/2025), di ruang tunggu kedatangan Bandara King Abdulaziz, suasana tampak sibuk dengan kedatangan jamaah haji dari berbagai penjuru dunia. Di antara rombongan asal Indonesia, tampak sosok Ida Higyawati Natief Paelan, seorang jamaah haji asal Kota Balikpapan yang hadir dengan senyum penuh syukur.

Dengan bobot tubuh mencapai 165 kilogram, perjalanan ke Tanah Suci tentu bukan perkara mudah bagi Ida. Namun, semangatnya tampak jauh lebih besar dari tantangan fisik yang harus ia hadapi.

“Senang banget… Alhamdulillah banyak yang membantu, banyak juga yang menyokong, memberi semangat. Semua karena bantuan Allah, pasti,” ungkap Ida saat saya temui di ruang tunggu Paviliun D1 Bandara King Abdulaziz Jeddah.

Ia mengaku perjalanan haji sejauh ini berjalan lancar tanpa kendala berarti. “Enggak sih, alhamdulillah. Karena ya banyak yang bantu,” tambahnya.

Ida tidak sendiri. Dalam perjalanan spiritual ini, ia didampingi oleh anaknya yang setia membantu dan mendukung. “Berangkat sama anak,” katanya singkat.

Tak hanya keluarga, Ida juga merasakan dukungan penuh dari sesama jamaah dan petugas haji, termasuk tim medis. Semua itu menjadi bagian penting dalam perjalanannya menggapai salah satu rukun Islam yang paling agung.

Meskipun fisiknya tidak seperti kebanyakan orang, tekad dan keimanannya justru melampaui batas. 

Suasana haru pun menyelimuti ruang tunggu kedatangan Bandara Jeddah, saat sejumlah petugas Pelaksana Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja Bandara dengan penuh kesabaran membantu Ida Higyawati. Dengan sigap dan telaten, mereka mendorong kursi roda Ida dari ruang kedatangan hingga ke area penjemputan bus.

Tak sekadar didorong, Ida bahkan mendapatkan fasilitas khusus, yaitu satu unit bus yang dilengkapi dengan lift hidrolik untuk mengangkut Ida bersama kursi rodanya ke dalam bus. Dengan penuh kehati-hatian, petugas memegang kursi roda Ida saat naik ke dalam bus. 

Langkah-langkah itu bukan hanya bagian dari prosedur pelayanan, tetapi wujud nyata kepedulian dan penghormatan kepada setiap tamu Allah, tanpa membedakan kondisi fisik mereka.

Sesampainya di atas bus, Ida dibantu petugas perlahan berdiri dan berpindah duduk ke kursi penumpang. “Semangat Ibu Ida,” ujar Hartatik, salah seorang petugas haji Daker Bandara. 

Hartatik memberi dukungan moral yang sederhana namun sangat berarti. Di balik pelayanan teknis, ada ketulusan yang mengiringi setiap langkah para petugas haji, menjadi bagian dari kisah-kisah kemanusiaan yang menghangatkan hati di Tanah Suci.

Tak ada yang menyangka, tahun 2025 menjadi momen istimewa bagi Ida dan anaknya Reza Kanino Suprapto. Awalnya dijadwalkan berangkat haji pada tahun 2026, namun takdir berkata lain. Mereka mendapat kesempatan lebih awal sebagai jemaah cadangan.

“Alhamdulillah, Ibu semangat. Apalagi seharusnya kami dijadwalkan tahun 2026, tapi alhamdulillah bisa berangkat tahun ini sebagai cadangan,” ujar Reza Kanino Suprapto yang menggantikan porsi haji almarhum ayahnya.

Reza, yang turut mendampingi ibunya berhaji, mengaku penuh semangat dan rasa tanggung jawab. “Tentunya amanah dari Bapak untuk bantu Ibu berhaji,” katanya dengan suara mantap. Ia menyebut ibadah kali ini bukan hanya perjalanan spiritual bagi ibunya, tapi juga menjadi ladang pahala bagi dirinya.

“Alhamdulillah, semangat banget,” tambah Reza saat ditanya soal perasaannya menyambut ibadah haji tahun ini.

Perjalanan haji bagi Ida bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga bukti keteguhan hati, kekuatan doa, dan dukungan dari orang-orang tercinta. Ia adalah potret nyata bahwa dengan niat yang tulus, segala tantangan bisa dilalui.

Tags: haji, ibadah haji, ibu ida, catatan dari tanah suci, petugas haji, ppih