
Khutbah Jumat: Melepas Kepergian Ramadhan dengan Kontinuitas Ibadah
04/04/2025 09:09 ADMINFoto: freepik
Oleh: KH Nur Rohmad, Ketua Komisi Dakwah & Pengembangan Masyarakat MUI Kab. Mojokerto
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ،
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: ﵟمَّنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَسَآءَ فَعَلَيۡهَاۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّٰمٖ لِّلۡعَبِيدِ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah...
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, satu-satunya Tuhan yang wajib dan berhak disembah, Pencipta segala sesuatu, yang menakdirkan terjadinya segala sesuatu, Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu, yang tidak membutuhkan kepada tempat dan arah serta Mahasuci dari bentuk dan ukuran.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah...
Waktu berjalan sangat cepat. Seakan baru kemarin Ramadhan datang menyapa kita. Tanpa terasa, saat ini kita sudah meninggalkan bulan yang paling mulia itu. Beberapa hari yang lalu, bulan yang penuh ampunan itu telah berlalu meninggalkan kita.
Kita lepas kepergian Ramadhan yang penuh rahmat dengan kepedihan hati. Mungkin Ramadhan akan kembali tahun depan, namun belum tentu kita ditakdirkan berjumpa kembali dengan bulan yang penuh kebaikan ini. Mungkin Ramadhan tahun ini adalah yang terakhir bagi kita.
Sungguh beruntung orang yang telah berpuasa Ramadhan dengan dilandasi iman dan niat semata mengharap ridla Allah. Sungguh berbahagia orang yang menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan berbagai ibadah dengan dilandasi keimanan dan niat semata mengharap ridla Allah SWT. Sungguh mujur orang yang menghidupkan malam lailatul qadr dengan dilandasi keimanan dan niat semata mengharap ridha Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..
Hari-hari yang indah bersama Alquran di bulan Ramadhan, jangan sekali-kali di luar Ramadhan kita lupakan. Hari-hari yang indah ketika beramal kebaikan di bulan Ramadhan, maka sehabis Ramadhan jangan dihentikan. Hari-hari yang indah pada saat kita selalu mendatangi masjid di bulan Ramadhan, maka sehabis Ramadhan jangan kita tinggalkan.
Hari-hari yang indah sewaktu kita selalu berusaha untuk menghiasi diri dengan akhlak karimah di bulan Ramadhan, maka selepas Ramadhan jangan sampai kita nodai dengan keburukan. Sebaik-baik keberagamaan seseorang adalah apa yang ia istiqamahkan. Sayyidah Aisyah radliyallahu ‘anha berkata:
كَانَ أَحَبُّ الدِّيْنِ إِلَيْهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
Maknanya: “Perilaku keberagamaan seseorang yang paling dicintai oleh Nabi adalah yang diistiqamahkan dan senantiasa dilestarikan.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Jangan sampai pelajaran-pelajaran berharga yang kita petik dari Madrasah Ramadhan tidak terlihat bekasnya selepas Ramadhan. Jangan sampai kita menjadi seperti perempuan yang memintal benang kemudian mengurainya kembali.
وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّتِي نَقَضَتۡ غَزۡلَهَا مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ أَنكَٰثٗا
Maknanya: “Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya setelah dipintal dengan kuat menjadi bercerai-berai kembali.” (QS. an-Nahl: 92).
Hadirin yang berbahagia...
Para ulama mengatakan bahwa salah satu tanda diterimanya amal kebaikan seseorang adalah melakukan amal kebaikan setelahnya. Artinya, jika seseorang diberi kemudahan untuk melakukan amal-amal kebaikan setelah bulan Ramadhan, tetap semangat melakukan berbagai kebaikan meski telah meninggalkan Ramadhan, maka hal itu pertanda bahwa ibadah puasa dan berbagai ibadah lainnya selama Ramadhan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala.
Hadirin yang dirahmati Allah...
Setelah kita menempa diri di Madrasah Ramadhan, maka semestinya hati kita telah bersih dari penyakit-penyakit hati yang membahayakan, diri kita terbiasa melakukan berbagai ketaatan dan kebaikan, serta keimanan kita semakin kokoh tak tergoyahkan.
Mudah-mudahan Madrasah Ramadhan menjadikan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah, kebaikan kita semakin bertambah, derajat kita semakin tinggi, dan kita dibebaskan dari api neraka.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah...
Alhamdulillah, kita telah menyempurnakan puasa Ramadhan dengan berzakat fitrah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan:
صَوْمُ شَهْرِ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَا يُرْفَعُ إِلَّا بِزَكَاةِ الْفِطْرِ (رَوَاهُ الْمُنْذِرِيُّ فِي التَّرْغِيْبِ وَالتَّرْهِيْبِ)
Maknanya: “Puasa bulan Ramadhan digantung antara langit dan bumi dan tidak diangkat kecuali dengan menunaikan
zakat fitrah.” (HR al Mundziri dalam kitab at Targhib wa at Tarhib)
Hadits ini tidak berarti bahwa puasa seseorang tidak berpahala sama sekali dan tidak diterima sama sekali oleh Allah, jika dia tidak mau membayar zakat fitrah padahal dia mampu. Yang dimaksud bahwa puasa Ramadhan tidak akan berpahala sempurna kecuali setelah ditunaikan kewajiban membayar zakat fitrah bagi yang mampu.
Terakhir, khatib mengingatkan kepada kita semua untuk mengiringi puasa Ramadhan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal sehingga kita dicatat sebagai orang-orang yang mendapatkan keutamaan seperti berpuasa selama setahun penuh. Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِن شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Maknanya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian melanjutkannya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim)
Para ulama mengatakan bahwa ang paling utama adalah puasa enam hari itu dilakukan mulai 2 Syawal secara berturut-turut dan berakhir di tanggal 7 Syawal. Jika dilakukan tidak berturut-turut atau ditunda pelaksanaannya di akhir bulan Syawal, maka tetap memperoleh fadhilah yang disebutkan dalam hadits.
Mengapa berpuasa sunnah enam hari di bulan Syawal setelah berpuasa Ramadhan pahalanya seperti berpuasa terus menerus selama setahun penuh (kecuali 5 hari yang diharamkan)? Karena setiap kebaikan dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat. Puasa Ramadhan dilipatgandakan pahalanya seperti puasa selama sepuluh bulan. Sedangkan puasa enam hari Syawal pahalanya dilipatgandakan seperti puasa dua bulan.
Hadirin yang dirahmati Allah..
Demikian khutbah yang singkat ini. Semoga kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan dalam keadaan sehat wal afiat dan memegangteguh keimanan.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ،
مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ،إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Tags: syawal, ibadah ramadhan, bulan ramadhan, ibadah setelah ramadhan, keutamaan syawal