JOMBANG, MUI.OR.ID – Ziarah ke makam ulama besar KH Abdul Wahab Hasbullah di Tambakberas, Jombang, menjadi momen haru dan penuh makna dalam rangkaian Milad ke-50 Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

Tak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada pendiri Nahdlatul Ulama dan pejuang bangsa, ziarah ini juga mempertemukan MUI dengan putri beliau, Nyai Hj. Mundjidah Wahab Chasbullah, yang menyampaikan ucapan selamat dan harapan besar untuk kiprah MUI ke depan.

Ziarah ini dilaksanakan pada Kamis, 24 Juli 2025, dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal MUI Bidang Dakwah Ukhuwah KH Arif Fahruddin, MUI Provinsi Jawa Timur, serta MUI Kabupaten Jombang. Kehadiran mereka menjadi simbol penghormatan terhadap kontribusi besar KH Abdul Wahab Chasbullah dalam perjuangan keislaman, kebangsaan, dan pembentukan jati diri umat Islam Indonesia yang moderat dan cinta tanah air.

Dalam kesempatan tersebut, Nyai Hj Munjidah Wahab Chasbullah, putri KH Wahab Chasbullah yang juga tokoh perempuan Nahdliyin, menyambut hangat kehadiran rombongan MUI dan menyampaikan tahniah (ucapan selamat) atas Milad ke-50.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan MUI Pusat, Provinsi, dan Kabupaten Jombang dalam rangka Milad ke-50. Semoga MUI senantiasa konsisten menjadi mitra pemerintah yang luar biasa, serta menjadi pengayom umat seluruh Indonesia,” ujarnya kepada MUIDigital, Kamis (24/7/2025).

Ia juga menggarisbawahi bahwa selama lima dekade, kiprah MUI telah memberi kontribusi nyata dalam berbagai aspek kehidupan umat, mulai dari fatwa, dakwah, pendidikan, sosial, hingga pemberdayaan perempuan dan keluarga.

Ziarah ini bukan sekadar kegiatan simbolik, melainkan bentuk refleksi spiritual untuk meneguhkan kembali semangat perjuangan para ulama terdahulu. Spirit KH Wahab Chasbullah yang dikenal sebagai penggagas Resolusi Jihad dan pejuang dakwah moderat, menjadi teladan yang relevan di tengah dinamika zaman.

Rangkaian ziarah ini juga memperkuat posisi MUI sebagai lembaga keulamaan yang terus berkhidmat untuk kemaslahatan umat dan keharmonisan bangsa. Momen ini menjadi penanda bahwa semangat ulama tak pernah padam, dan generasi kini bertanggung jawab melanjutkan estafet perjuangan dengan hikmah dan keteguhan. (Fitri Aulia Lestari/Azhar)