Tingkat literasi di Indonesia hingga saat ini masih tergolong rendah meskipun ada beberapa upaya yang dilakukan untuk membangkitkan semangat literasi tersebut. 

Menanggapi hal tersebut, MUI dengan sigap menggaungkan semangat literasi, terutama bagi kaum muda penerus bangsa. 

"Di tengah maraknya media sosial yang membuat para pegiat media sosial kehilangan arah dan tujuan untuk melakukan literasi, MUI hadir mengajak semua para peminat, para pemerhati, para ilmuwan, para peneliti termasuk pegiat media sosial untuk memperkuat tingkat literasi di Indonesia," ujar Sekjend MUI, Buya Amirsyah Tambunan, Sabtu (26/7/2025).

" Mari kita bangkitkan semangat membaca. Para ulama terdahulu kita baik dari Muhammadiah, Nahdlatul Ulama, PUI dan lainnya. Semua tokoh-tokoh tersebut membaca buku, karena dulu masih belum ada media sosial. Kalau saja beliau menunggu adanya media sosial maka negara ini tidak akan merdeka-merdeka. Karena kita dicerahkan lewat buku," jelasnya menambahkan.

Buya Amirsyah mengatakan bahwa salah satu faktor penurunan literasi di Indonesia media adalah dampak dari perkembangan media sosial yang ada. 

Menurutnya, saat ini kita dibuat terlena oleh kecanggihan teknologi digital, khususnya bersosial media. Sehingga tanpa disadari kita mulai menjauh dari buku. 

"Data terakhir penurunan literasi anak-anak Indonesia itu memang sangat prihatin, hal tersebut karena dampak media sosial," Kata Buya Amirsyah. 

"Oleh karena itu, untuk mengejar ketertinggalan, kita perlu melakukan percepatan atau akselerasi. Terutama pada dunia pendidikan, para ulama harus melakukan percepatan atau akselerasi untuk menuju Indonesia Emas," imbuhnya menjelaskan. 

Dalam pertemuan yang sama, Buya Amirsyah juga menegaskan bahwa bahwa peningkatan literasi, terutama literasi keagamaan dan kebangsaan, adalah kunci untuk mencetak generasi unggul yang berintegritas.  

Oleh karena itu, selaku pengayom umat, MUI hadir untuk mensyiarkan literasi keagamaan dan juga kebangsaan. 

(Dea Oktaviana ed: Muhammad Fakhruddin)