KARAWANG,MUI.OR.ID— Wakil Sekretaris Jendral MUI, Buya Pasni Rusli menekankan pentingnya mengingat kematian dalam kegiatan ziarah ke makam mantan Sekjen MUI, KH Ichwan Sam.

Dia menuturkan bahwa kematian tidak bisa diprediksi oleh manusia, dan zairah kubur menjadi hal yang paling efektif untuk mengingatkan manusai akan hari kematian.

“Pada hari ini kita melakukan ziarah, dan satu hal penting yang harus kita ingat, bahwa suatu saat kita pasti akan diziarahi,” ujar Buya Pasni, Sabtu (19/7/25) kemarin.

Dalam proses ziarah yang dihadiri oleh keluarga besar KH Ichwan Sam dan juga MUI Jawa Barat, Buya Pasni menuturkan bahwa kegiatan ziarah ini merupakan agenda dari rangkaian acra milad MUI yang ke-50.

Buya Pasni juga mengatakan, melalui ziarah ini dapat menjadi ajang silaturahim, khususnya kepada keluarga besar KH Ichwan Sam.

Dia mengatakan, tujuan dari agenda ziarah ini adalah untuk mengenang kiprah beliau selama di MUI, dalam melaksanakan tugas pokok selama di MUI, sekaligus mendoakan beliau.

“Mudah-mudahan ibadah beliau diterima oleh Allah SWT, dan ditempatkan di tempat yang diridhoi oleh Allah SWT,” tuturnya.

“Selain itu hari ini juga kita jadikan sebagai ajang silaturahim ke keluarga besar beliau. Mudah-mudahan walaupun Kiai Ichwan

Sam telah almarhum, tetapi hubungan dengan keluarga besar tidak terputus dan terus berlanjut,”ujar Buya Pasni menambahkan.

Sebelumnya MUI telah menyelenggarakan ziarah di Kompleks Makam Tanah Kusir. Ziarah tersebut ditujukan kepada empat mantan mantan Ketua Umum MUI, yakni Buya Hamka, Buya Hasan Basri, Buya Ali Yafie dan Kiai Syukri Ghozali.

Selanjutnya, MUI juga melaksanakan ziarah kepada dua mantan sekjen MUI di Kompleks Makam Kalibata, yakni ke makam Bapak Burhani Cokro Handoko dan Bapak Projo Kusumi. (Dea Oktaviana, ed: Nashih)