PERTANYAAN
Penanya: RAHMA NURKAMILAH
Assalamualaikum, maaf ustad izin bertanya, kalau ada teman atau sahabat yang selalu diingatkan untuk sholat tapi masih saja tidak di laksanakan, apakah kita ikut mendapatkan dosa apa tidak ustad?? Kalau memaksa untuk melaksanakan shalat apakah boleh ustadz??
JAWABAN
Penjawab: KH. Romli
*Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh*
Penanya: RAHMA NURKAMILAH
Assalamualaikum, maaf ustad izin bertanya, kalau ada teman atau sahabat yang selalu diingatkan untuk sholat tapi masih saja tidak di laksanakan, apakah kita ikut mendapatkan dosa apa tidak ustad?? Kalau memaksa untuk melaksanakan shalat apakah boleh ustadz??
JAWABAN
Penjawab: KH. Romli
*Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh*
Saudari *Rahma Nurkamilah* yang dirahmati Allah. Terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan kepada kami. Perlu diketahui, bahwa sesungguhnya muslim yang satu dengan muslim yang lain adalah saudara. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إخْوَانًا، الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ
“Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya”
Dari Abu Musa r.a, dari Nabi saw bersabda:
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ.
“Orang beriman terhadap orang beriman lainnya bagaikan satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan. Dan beliau (mendemontrasikannya dengan cara) menyilangkan jari jemari beliau”. (Hr. Bukhori).
Sebagai saudara, orang islam tentu mempunyai kewajiban untuk menjaga saudaranya yang lain(muslim) dari hal-hal yang buruk. Hal yang buruk di sini tidak hanya yang berbahaya secara fisik dan bersifat duniawi, namun juga bahaya secara bathin dan bahaya nanti di akhirat seperti siksa neraka.
Termasuk kita dianjurkan untuk menasehati kewajiban melaksanakan sholat kepada sesama muslim sebagai saudara seiman, bentuk amar ma’ruf nahil munkar serta sebagai bentuk saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Allah berfirman :
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحاتِ وَتَواصَوْا بِالْحَقِّ وَتَواصَوْا بِالصَّبْرِ (3).--العصر
Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya selalu sabar”. (QS. Al-Ashr).
Yang dimaksud dengan saling menasehati adalah saling menasehati untuk melakukan perintah yang sudah ditetapkan dan tidak boleh diinkari, seperti keimanan, menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman, mengikuti rasul, melakukan ibadah-ibadah wajib, seperti sholat dan sebagainya.
(lihat : Syaikh Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Al-Mahdi, Al-Bahrul Madiid fi tafsir Al-Quran Al-Majid, h. 350)
Iman Al Hasan Al Bashri berkata:
إنَّ أحبَّ عبادِ الله إلى الله الذين يُحببون الله إلى عباده ويُحببون عباد الله إلى الله ، ويسعون في الأرض بالنصيحة
“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi nasehat pada orang lain.” (Lihat : Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, juz 1: 224).
Sehingga dari penjelasan ini, bisa diambil kesimpulan bahwa menegur orang Islam yang tidak sholat itu adalah tanggung jawab (kewajiban) muslim yang lainnya karena Sholat adalah kewajiban setiap umat muslim yang tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun selama masih kena takliif.
Kemudian bagaimana, sudah diingatkan tapi tidak sholat. Apakah mendapatkan dosa, karena yang diingatkan tidak melaksankannya?. Jawabannya, tidak berdosa. Karena saudari telah gugur kewajibannya, yaitu telah melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dan menasehatinya. Sementra orang yang tidak sholat tentu berdosa.
Saudari Rahma Nurkamilah, yang baik. menyampaikan perintah sholat sebagai bentuk amar maruf yang saudari tanyakan hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang baik dan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Nabi Muhamamad SAW. mengajarkan tahapannya dalam sebuah hadits :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِّهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَانِ (رواه مسلم)
“Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia menghilangkannya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka dengan hatinya. Dan dengan hati ini adalah lemah-lemahnya iman”.( HR. Muslim)
Walaupun mengingatkan orang sholat menjadi kewajiban bagi kita semua, namun pastikan bahwa hal tersebut dilakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sebagaimana dakwah Nabi Muhammad SAW. Allah berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍۢ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran,: 159).
Demikian jawaban yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan saudari diberikan kesehatan dan perlindungan oleh Allah Swt.
Wallahu’alam bishowaab