
Tafsir Surat Al-Isra Ayat 31, di Balik Larangan Membunuh Anak Kandung Menurut Islam
13/12/2023 11:02 JUNAIDIJAKARTA— Pembunuhan orang tua terhadap anak kembali terjadi dan seolah terus terulang. Terakhir, berita menggemparkan berasal dari Jagakarsa, Jakarta Selatan. Seorang ayah tega membunuh keempat anaknya yang berumur enam, empat, tiga, dan satu tahun.
Setelah dibunuh, keempatnya dijejerkan di tempat tidur. Awalnya tidak ada yang tahu aksi ayah satu ini. Hingga akhirnya aroma tak sedap dari keempat jasad itu menyeruak, membuat tetangga memaksa masuk dan menemukan pemandangan mengerikan.
Apa yang dilakukan ayah tersebut juga marak terjadi saat masa jahiliyyah dulu. Bedanya, saat masa jahiliyyah hanya anak perempuan yang dibunuh karena dianggap beban serta aib keluarga. Banyak ayat Alquran yang menasehati para orang tua agar tidak membunuh anak terutama bila motifnya karena ekonomi. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا
“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar.” (QS al-Isra [17]:31)
Seorang mufasir kenamaan Fakhruddin ar-Razy (w 606 H) banyak menjelaskan ayat di atas dengan pendekatan nasehat yang sangat menyentuh. Dalam karyanya Mafatihul Ghaib, ar-Razy menuturkan ayat di atas berkait kelindan dengan ayat sebelumnya, yaitu:
اِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗاِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا
“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (-nya bagi siapa yang Dia kehendaki). Sesungguhnya Dia Mahateliti lagi Mahamelihat hamba-hamba-Nya.” (QS al-Isra [17]: 30)
Kemudian, ar-Razy menjelaskan bahwa pada ayat sebelum-sebelumnya tepatnya pada al-Isra ayat 23, Allah SWT memerintahkan manusia supaya berbuat baik kepada orang tua. Maka pada ayat 31 Allah SWT memerintahkan supaya berbuat baik kepada anak.
Ar-Razy memandang kedua akhlak ini yakni berbuat baik kepada orang tua dan kepada anak itu sama-sama wajib dan mesti seimbang.
Ar-Razy berpendapat hilangnya kasih sayang orang tua kepada anak merupakan awal hancurnya keharmonisan kehidupan. Karenanya, masih menurut ar-Razy, keharmonisan serta keseimbangan kehidupan dapat terjaga dengan kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya.
Lebih lanjut, ar-Razy mengatakan bila membunuh anak karena khawatir tidak mampu memenuhi kebutuhannya merupakan bentuk prasangka buruk atau suuzan kepada Allah SWT. Dan ini bertentangan dengan prinsip ajaran Islam yang membimbing pemeluknya untuk menyayangi seluruh makhluk ciptaan Allah SWT.
Terakhir ar-Razy menegaskan hubungan antara orang tua dan anak. Menurutnya hubungan keduanya merupakan hubungan yang tidak terpisahkan. Di mana anak adalah darah daging orang tua.
Oleh karena itu mencintai anak adalah di antara kewajiban dengan nilai paling luhur. Bila perasaan cinta tidak memancar, tidak tumbuh, dan tidak kunjung hadir di dalam hati orang tua, itu menunjukkan adanya penyakit yang sukar disembuhkan, jiwa yang amat keras, dan hati yang biadab. (Lihat selengkapnya Mafatihul Ghaib juz 20, hlm. 330-331)
Dari penjelasan-penjelasan ini dapat kita simpulkan bahwa Islam mengajak orang tua untuk mengasihi anak-anaknya. Di era sekarang hal itu dapat dilakukan orang tua dengan banyak membaca literasi mengenai parenting, perencanaan finansial yang baik juga melatih kesalehan spiritual agar menjaga kesehatan mental yang baik.
Data banyak menunjukkan pembunuhan orang tua terhadap anak itu disebabkan perencanaan finansial yang buruk serta masalah serius yang memengaruhi kesehatan mental. (Ilham Fikri, ed: Nashih)
Tags: membunuh dalam islam, larangan membunuh dalam islam, larangan membunuh anak dalam islam, larangan membunuh, surat al isra ayat 31