
Ziarah Makam Ulama Pendiri dan Pimpinan, Tandai Rangkaian Milad ke-50 MUI
17/07/2025 23:50 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat memulai rangkaian peringatan setengah abadnya dengan ziarah ke makam para pendiri dan pimpinan MUI di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Ziarah di hari pertama Milad ke-50 ini menjadi pengingat akan kepastian kematian, sekaligus ajakan untuk memperbanyak amal saleh, serta sarana menyambung silaturahim dengan keluarga para ulama yang telah wafat.
Sekretaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan, menegaskan setiap manusia pasti akan menghadapi kematian. Karena itu, ziarah kubur menjadi pengingat untuk memperbanyak amal baik dan menyiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.
Dia pun mengutip firman Allah SWT dalam Surat Al-Mulk ayat 2 sebagai landasan pengingat, bahwa manusia harus mempersiapkan amal kebaikan:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Artinya: “(Dia-lah) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun.”
“Sungguh Allah menguji kita dengan kematian. Ayat itu diawali dengan al-maut dulu, baru al-hayat. Karena kita semua ini harus siap-siap menuju ke sana, tinggal tunggu waktu. Untuk apa? Untuk menguji amal kita yakni mana amal yang paling banyak tentu amal saleh, itulah yang mengantarkan kita. Mana dosa yang banyak, itu akan menyesatkan hidup kita,” kata dia menjelaskan dalam sambutan di lokasi ziarah.
Selain sebagai pengingat kematian, Buya Amirsyah juga mengingatkan pentingnya ziarah untuk menjaga silaturahim dengan keluarga para ulama yang telah wafat.
Dia menyebut hal ini merupakan amanah Rasulullah SAW dan tradisi baik yang patut dijaga oleh umat Islam.
“Kewajiban kita untuk terus menyambungkan hubungan silaturahim. Jangan sampai terputus dengan keluarga para ulama. Ini juga sunnah Rasulullah, untuk mengingatkan diri kita bahwa semua pasti kembali kepada Allah,” tuturnya.
Selain itu, Buya Amirsyah juga mengenang nasihat almarhum KH Ali Yafie yang pernah disampaikan kepadanya dan selalu dia pegang hingga kini.
“Sebelum Kiai Ali Yafie meninggal, saya sempat datang ke beliau bersama Buya Anwar. Beliau bilang: kita harus tahu diri, sadar diri, dan tahu menempatkan diri. Kata-kata itu sampai sekarang tidak saya lupakan,” kenangnya.
Ziarah ini diikuti jajaran pengurus MUI Pusat, panitia Milad ke-50, keluarga para almarhum, dan tamu undangan. Rangkaian acara dimulai sejak pagi dengan pembacaan tahlil, Yasin, dan doa bersama di makam para tokoh yang telah wafat.
Sementara itu, tahlil dan doa bersama dipimpin langsung oleh Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kerukunan Umat Beragama MUI, Kiai Abdul Manan Ghani, yang menyebut empat tokoh MUI yang dimakamkan di TPU Tanah Kusir, yakni Prof Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), KH Syukri Ghozali, KH Hasan Basri, dan Prof Dr KH Ali Yafie. Rangkaian acara berjalan khidmat dan dihadiri pula oleh keluarga para almarhum.
Dengan pelaksanaan ziarah ini, MUI berharap umat Islam dapat mengambil hikmah dari perjalanan para ulama terdahulu, meneladani perjuangan mereka, serta menjaga ukhuwah dengan keluarga mereka yang masih hidup.
Rangkaian peringatan Milad ke-50 MUI sendiri akan terus berlanjut dengan berbagai kegiatan hingga puncaknya pada 26 Juli mendatang.
Adapun ziarah ke makam para ulama akan dilanjutkan ke sejumlah lokasi makam tokoh-tokoh penting lainnya, yaitu Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, TPU Muslim Al-Azhar Memorial Garden Karawang, Pemakaman Umum Karangkajen Yogyakarta, Kompleks Pemakaman Waliyullah Syaikh. (Fitri Aulia Lestari, ed: Nashih)dan
Tags: milad mui, milad ke-50 mui, majelis ulama indonesia, pendiri mui