
Wukuf di Arafah dan Keutamaannya
23/05/2025 19:52 ADMINOleh: Muhammad Fakhruddin, Jurnalis MUIDigital dari Jeddah, Arab Saudi
JEDDAH, MUI.OR.ID -- Arafah menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan ibadah haji. Tidak sah haji seseorang tanpa berwukuf di Arafah. Sehingga semua jamaah haji wajib untuk wukuf di Arafah, baik yang sehat maupun yang sakit.
Musytasyar Diny PPIH Arab Saudi, KH Abdul Moqsith Ghazali mengatakan, wukuf di Arafah menjadi salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan oleh jamaah haji dari seluruh dunia.
"Nabi Muhammad saw bersabda bahwa haji adalah Arafah. Maka Arafah ini menjadi bagian terpenting dari seluruh rangkaian haji," kata KH Moqsith, Jumat (23/5/2025).
Mengingat pentingnya wukuf ini, seluruh jamaah haji wajib dibawa ke Arafah, selagi masih memungkinkan untuk dibawa ke Arafah. "Jamaah haji dalam kondisi apa pun selagi masih bisa dibawa ke Arafah, harus dibawa ke Arafah, walaupun dalam keadaan berbaring," jelas KH Moqsith.
Bagi jamaah yang uzur, bisa melaksanakan wukuf dengan skema safari wukuf, baik yang diselenggarakan oleh KKHI karena sakit, maupun safari wukuf bagi jamaah lansia. "Ini menunjukkan bagaimana pentingnya wukuf di Arafah," sambungnya.
KH Moqsith menjelaskan, Arafah menjadi istimewa karena disebutkan di Al-Qur'an dengan kata Arafaat, yang artinya Arafah -arafah. Arafah ini memilki beberapa makna, di antaranya adalah sebagai ruang perjumpaan antara Nabi Adam dan Siti Hawa. Arafah menjadi ruang bagi mereka untuk saling mengenal kembali setelah berpisah ratusan tahun.
Makna kedua, Arafah adalah tempat Malaikat Jibril untuk memperkenalkan ritus-ritual tempat menunaikan ibadah haji dan manasik haji kepada Nabi Ibrahim. Lalu Jibril bertanya kepada Ibrahim, "Apakah kamu mengetahui?". Kemudian Ibrahim menjawab "Araftu, saya mengenalnya."
"Makanya dikenal sebagi Arafah," kata Moqsith.
Wukuf di Arafah dimulai dari tanggal 9 Dzulhijjah setelah tergelincir matahari hingga 10 Dzulhijjah fajar. Moqsith menjelaskan, selama wukuf di Arafah, tidak ada bacaan wajib, sebagaimana ibadah salat. Seluruh ibadah haji adalah rukun fi'li (tindakan), tidak seperti salat yang mewajibkan rukun qauli (ucapan seperti membaca takbir, Alfatihah, dan lainnya).
Untuk ibadah fi'li tindakan wukuf ini, lanjut Moqsith, adalah tindakan yang pasif, tidak aktif seperti tawaf atau sa'i. "Saat wukuf, jamaah haji cukup berdiam diri saja. Jamaah cukup duduk, berdoa dan berdzikir kepada Allah Swt. Meminta semua yang dibutuhkan oleh jamaah," kata Moqsith.
Moqsith mengatakan, Arafah adalah bukan bagian dari Makkah, berbeda dengan Muzdalifah dan Mina yang masih menjadi bagian dari Makkah. Namun Nabi Muhammad saw bersabda, sebaik-baik doa adalah di Arafah. Karena itu, Moqsith mengimbau kepada jamaah agar memanjatkan doa sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya saat wukuf.
"Arafah adalah perjumpaan langsung antara Allah dan hamba-Nya. Maka berdoalah sebaik mungkin. Mendoakan orang lain dengan baik," kata Moqsith.
Mengingat sucinya wukuf ini, Moqsith mengimbau jamaah, selama di Arafah agar tidak mencaci orang lain. "Berdoa yang baik saja untuk orang lain, jangan mencaci dan Jangan melakukan melaknat. Karena Nabi Muhammad saw bersabda, tidak boleh mencaci ayam, karena ia yang membangunkan kita saat subuh, apalagi mencaci orang lain. Jangan juga bertransaksi jual barang saat wukuf di Arafah," kata Moqsith.
Selama di Arafah, jamaah akan salat Dzuhur berjamaah dan mendengarkan khutbah, dilanjutkan berdoa. Selain berdoa, jamaah diimbau untuk memperbanyak zikir dan membaca Alquran.
Moqsith mengimbau jamaah agar selama di Arafah, jamaah cukup berdiam diri di dalam tenda. "Karena cuaca ekstrem, kami imbau jamaah untuk wukuf di dalam tenda. Kecuali ingin ke toilet," pesannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, jamaah haji wajib menjaga larangan ihram saat wukuf Arafah. "Seluruh jamaah haji wajib meninggalkan hal-hal yang diharamkan Ihram saat wukuf di Arafah," pungkasnya.
(Tim MCH ed: Muhammad Fakhruddin)
Tags: wukuf, keutamaan wukuf, wukuf di arafah