Waketum MUI: Kebangkitan Nasional Momentum Satukan dan Bangun Bangsa

Waketum MUI: Kebangkitan Nasional Momentum Satukan dan Bangun Bangsa

20/05/2025 19:07 ADMIN


JAKARTA, MUI.OR.ID – Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, mengingatkan kembali makna mendalam dari Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei.

Kiai Marsudi menegaskan Hari Kebangkitan Nasional yang ditetapkan pada 20 Mei 1948 oleh Presiden Soekarno bukan sekadar peringatan seremonial, tetapi menjadi titik awal untuk membangun dan menyatukan bangsa Indonesia pasca-kemerdekaan.

"Setelah merdeka, bagaimana kita menjaga dan mengisi kemerdekaan ini? Maka tahun 1948, Bung Karno menetapkan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional," ujar Kiai Marsudi kepada MUIDigital di Kantor MUI Pusat pada Selasa, (20/5/2025).

Menurutnya, kebangkitan nasional adalah bentuk kesadaran kolektif seluruh elemen bangsa untuk terus membangun negara yang telah diproklamasikan sebagai Republik Indonesia.

"Republik ini adalah wadah yang kita tempati, tempat kita hidup, makan, dan minum. Jangan sampai terpecah-pecah lagi, jangan sampai ada bentuk penjajahan baru, baik kolonial, budaya, maupun ekonomi," tegasnya.

Dia juga menyerukan pentingnya kemandirian bangsa, yakni kemampuan mencukupi kebutuhan sendiri, baik dari sektor pangan, pendidikan, infrastruktur, hingga sumber daya manusia.

"Bangunlah pendidikan yang baik. Cukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan rakyat. Itulah makna kebangkitan yang sesungguhnya," lanjutnya.

Menambahkan pandangan keagamaannya, Kiai Marsudi mengutip kaidah fikih yang menegaskan bahwa pembangunan adalah keniscayaan bagi tegaknya sebuah negara.

“Ad-daulatu la taqumu illa bi imaratiha wa binauha dharuratan minad dharurat,” kutipnya, yang berarti negara tidak akan tegak tanpa mengelola dan membangunnya adalah suatu keharusan.

Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia dan pemenuhan kebutuhan rakyat secara nyata sebagai wujud dari kebangkitan.

"Dibangun, bangkitlah. Marilah kita bangkit untuk membangun human resource kita, agar mampu untuk mencukupi kebutuhan human resource di negara kita yang telah merdeka ini,” ujar dia.

“Kita bangkit untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan, membangun kebutuhan-kebutuhan bangsanya, rakyatnya, dari mulai makan sampai ke kebutuhan yang dibutuhkan secara real," kata dia menambahkan.

Menutup pesannya, Kiai Marsudi kembali menggarisbawahi bahwa semangat kebangkitan harus terus menyala karena proses membangun bangsa tidak boleh berhenti.

“Itulah arti daripada kebangkitan itu tidak boleh padam, karena membangun tidak boleh berhenti,” ujar dia. (Fitri Aulia Lestari, ed: Nashih)

Tags: kebangkitan nasional, makna kebangkitan nasional, majelis ulama indonesia, 20 mei