
Telinga Berdenging Pertanda Buruk, Benarkah Demikian dan Harus Bagaimana?
15/04/2025 07:07 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID — Fenomena telinga berdenging sering kali dikaitkan dengan berbagai mitos di masyarakat. Namun, dalam pandangan Islam, telinga berdenging memiliki penjelasan yang menarik dari sisi spiritual.
Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Fatihun Nada menjelaskan bahwa telinga berdenging dapat menjadi tanda bahwa seseorang sedang dibicarakan kebaikannya oleh orang lain, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah SAW.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Suyuthi dalam kitab al-Jami’ al-Shaghir, Rasulullah SAW bersabda:
ذا طَنَّتْ أُذُنُ أحدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي ولْيُصَلِّ عَلَيَّ ولْيَقُلْ ذَكَرَ الله مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ
Artinya: “Jika telinga salah seorang dari kalian berdengung, maka hendaklah ia mengingatku, bershalawat atasku, dan berdoa: ‘Semoga Allah membalas orang yang membicarakan kebaikanku dengan kebaikan pula."
Kiai Fatihun menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan pentingnya memperbanyak dzikir dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW ketika mengalami telinga berdenging. Selain itu, doa yang dianjurkan dalam hadits ini menunjukkan keutamaan mendoakan kebaikan bagi orang lain yang telah membicarakan kita dengan baik.
Hadits lain yang memperkuat makna ini diriwayatkan oleh Imam al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir dengan lafaz yang sedikit berbeda tetapi memiliki arti yang sama:
إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي، وَلْيُصَلِّ عَلَيَّ، وَلْيَقُلْ: ذَكَرَ اللهُ بِخَيْرٍ مَنْ ذَكَرَنِي
Artinya: “Jika telinga salah seorang dari kalian berdengung, maka hendaklah ia mengingatku, bershalawat atasku, dan berdoa: ‘Semoga Allah menyebutkan kebaikan orang yang menyebutkan kebaikanku."
Penjelasan mengenai fenomena ini juga diperkuat oleh Imam al-Shan’ani dalam kitab al-Tanwir, Syarh al-Jami’ al-Shaghir. Dia menjelaskan bahwa telinga berdenging merupakan isyarat dari Allah SWT tentang adanya orang lain yang sedang membicarakan kebaikan kita.
فيه أنها لا تطن إلا من ذكر إنسان له بخير فلذا أمر بمكافأته والدعاء له بعد الصلاة عليه - صلى الله عليه وسلم - ليكون دعاؤه مقبولاً
Artinya: “Di dalam hadits ini dijelaskan bahwa telinga seseorang tidak akan berdengung kecuali karena ada yang membicarakan kebaikannya. Maka diperintahkan untuk membalas dengan doa dan shalawat kepada Nabi SAW agar doa tersebut diterima.”
Lebih jauh, Imam al-Munawi dalam al-Taysir bi Syarh al-Jami’ al-Shaghir menyebutkan bahwa telinga berdenging adalah tanda bahwa Rasulullah SAW sedang menyebutkan kebaikan seseorang di alam ruh.
فَإِن الْأذن إِنَّمَا تطن لما ورد على الرّوح من الْخَبَر الْخَيْر وَهُوَ أَن الْمُصْطَفى قد ذكر ذَلِك الْإِنْسَان بِخَير فِي الْمَلأ الْأَعْلَى فِي عَالم الْأَرْوَاح
Artinya: “Sesungguhnya telinga berdengung ketika ruh seseorang menerima kabar baik, yaitu Rasulullah SAW menyebutkan kebaikan orang tersebut di al-Mala’ al-A’la (perkumpulan tertinggi di alam ruh).”
Menurut Kiai Fatihun, fenomena ini adalah momen yang dapat dimanfaatkan oleh seorang Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mengingat Allah, bershalawat kepada Rasulullah SAW, dan mendoakan kebaikan untuk orang lain, seorang Muslim akan mendapatkan pahala serta keberkahan.
“Hadits ini bukan hanya sebagai informasi tentang fenomena telinga berdenging, melainkan juga sebagai ajakan untuk memperbanyak doa, shalawat, dan dzikir, sehingga hati kita senantiasa terhubung dengan Allah SWT,” terang Kiai Fatihun.
Dengan demikian, telinga berdenging menurut Islam bukanlah mitos belaka, melainkan bisa menjadi pertanda positif yang harus disyukuri. Rasulullah SAW memberikan tuntunan jelas bagi umatnya untuk merespons fenomena ini dengan sikap yang sesuai ajaran Islam. (Syahrul, ed: Nashih)
Tags: telinga berdenging, telinga berdenging menurut islam, apa makna telinga berdenging, apa arti telinga berdenging