
Silaturahim ke MUI, SCTV Tegaskan Komitmen Perbaikan Siaran Televisi
25/03/2025 17:42 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID— Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerima kunjungan silaturahim dari SCTV dalam rangka mempererat hubungan serta membahas peningkatan kualitas siaran televisi, khususnya selama Ramadhan.
Dalam pertemuan yang berlangsung pada Selasa (25/3/2025), SCTV menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas tayangan agar lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Corporate Secretary SCTV, Gilang Iskandar, menyatakan bahwa pihaknya sangat terbuka terhadap saran dan masukan dari MUI guna menghadirkan program yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai edukatif dan tuntunan bagi pemirsa.
"Agar tidak hanya menjadi tontonan saja, tetapi juga menjadi tuntunan, kami sangat terbuka untuk menerima saran dan masukan," ujarnya.
Ketua MUI Bidang Fatwa, Prof KH Asrorun Niam, turut hadir dan mengapresiasi program-program yang telah berjalan serta menyambut baik komitmen SCTV dalam meningkatkan kualitas siaran.
Dia menjelaskan bahwa dalam perencanaannya, sebuah tayangan mungkin tampak lancar, namun dalam prosesnya bisa saja terjadi kesalahan. Kesalahan tersebut, menurutnya, harus segera diperbaiki sebelum menimbulkan polemik di masyarakat.
"MUI bertugas untuk memantau dan mengingatkan jika ada hal yang kurang baik untuk disiarkan selama bulan Ramadhan," ujarnya.
Dia juga berharap silaturahim ini dapat ditindaklanjuti dengan kerja sama yang lebih erat guna menghadirkan tayangan yang edukatif, selaras dengan nilai-nilai moral, serta mendukung suasana Ramadhan yang lebih kondusif dan penuh keberkahan bagi umat.
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi, menambahkan bahwa siaran Ramadhan memang perlu dibenahi agar lebih menyehatkan publik, menghibur dengan baik, serta mencerdaskan tanpa mencederai semangat puasa.
"Siaran Ramadhan itu kan memang ada beberapa hal yang memang perlu kita benahi bersama-sama, supaya proses siaran itu bisa menyehatkan publik, bisa menghibur dengan baik, mencerdaskan, gitu loh. Dan tidak ada hal yang mencederai terhadap semangat puasa Ramadhan. Jadi, siaran yang baik seperti itu. Bagaimana orang khusyuk, lalu kemudian ketika menonton itu, dia terhibur. Tapi dalam hiburnya tidak ada pelanggaran. Nah, di situlah yang kita inginkan." ujarnya kepada MUIDigital usai menerima kunjungan dari SCTV.
Menurutnya, SCTV memiliki produksi tayangan yang luar biasa dan merupakan salah satu yang terbaik. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu dikomunikasikan dan disempurnakan, terutama terkait dengan penggunaan bahasa serta unsur hiburan dalam program agar tidak menyinggung publik.
"SCTV itu produksi-produksinya luar biasa dan salah satu yang paling bagus. Tapi masih ada beberapa hal yang perlu kita komunikasikan, kita silaturahim, supaya kalau ada hal yang berhubungan dengan kalimat-kalimat yang berhubungan langsung dengan publik, lelucon-lelucon, jangan sampai mencederai publik," tambahnya.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, Kiai Masduki juga mengusulkan adanya kerja sama dalam bentuk pelatihan untuk meningkatkan keterampilan penyiaran.
"Jadi kerja samanya itu berhubungan dengan semacam pelatihan-pelatihan untuk skill penyiaran. Kita kan punya tim, kaya TV MUI. Jadi nanti itu ada skill yang bisa kita kerja samakan dengan SCTV untuk pelatihannya seperti apa, supaya skill dari SDM TV MUI dan awak di Infokom itu bisa berkembang. Dan itu rencananya nanti perlu ada pembicaraan tindak lanjut lagi," kata dia.
Silaturahim ini diharapkan menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat dalam menghadirkan siaran Ramadhan yang lebih berkualitas, mendidik, serta sesuai dengan nilai-nilai keislaman.
Sebelumnya Tim Pemantauan Siaran Ramadhan 1446 H/2025 MUI menyampaikan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Raffi Ahmad ditemukan di dua program yang dibintanginya, yakni program Kuis Gaspol (Games Asyik Paling Nampol) di SCTV dan Berkahnya Ramadhan di Trans TV.
Dalam tayangan tersebut Raffi Ahmad terindikasi melakukan pelanggaran, antara lain, kekerasan fisik dan verbal, yang mempunyai kecenderungan menghina/merendahkan martabat manusia, juga memiliki makna vulgar.
Contoh dugaan pelanggaran tersebut seperti yang ditemukan pada program Kuis Gaspol SCTV yang tayang pada 9 Maret 2025. Kala itu, talent bernama Fanny melakukan joget-joget erotis dan memakai pakaian ketat yang menampakkan bentuk tubuhnya. Kemudiaan, Ketika menanyakan lirik lagunya, Raffi Ahmad berkata: Kalau basah mau diapain?” (Fitri AL, ed: Nashih)
Tags: tayangan Ramadhan, program ramadhan televisi, Ramadhan televisi, SCTV, Majelis ulama indonesia