
Semarakkan Milad Emas, Erni Juliana Terbitkan Buku Refleksi Kritis 50 Tahun MUI
24/07/2025 22:36 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID— Bendahara Majelis Ulama Indonesia (MUI), DR Erni Juliana Al Hasanah Nasution meluncurkan buku reflektif-kritis dalam rangka milad ke-50 tahun.
Buku yang berjudul “Mengemban Khadimul Ummah, Memperkokoh Shadiqul Hukumah: Refleksi Kritis 50 Tahun MUI” ini merupakan kontribusi penting dalam mendokumentasikan perjalanan historis dan peran strategis MUI sebagai lembaga keulamaan yang menjadi rujukan umat sekaligus mitra negara.
Buku setebal 440 halaman ini diterbitkan oleh PT Media Baca Anasti dan disunting oleh penulis senior Abd Rohim Ghazali.
Memuat enam bagian penting: Pendahuluan, Mengapa MUI Lahir, Selayang Pandang MUI dalam Lima Dekade, MUI Menjawab Tantangan Zaman, Kepemimpinan MUI dari Buya Hamka hingga KH M Anwar Iskandar dan Ragam Opini MUI sebagai Khadimul Ummah dan Shadiqul Hukumah.
Buku ini dilengkapi dengan dokumentasi foto-foto sejarah dan aktivitas terkini MUI yang memperkaya narasi kelembagaan, menjadikannya sebagai sumber penting untuk para akademisi, peneliti, mahasiswa, dan masyarakat umum yang ingin memahami perkembangan MUI secara mendalam.
Peluncuran buku ini semakin bermakna dengan kehadiran kata pengantar dari para tokoh penting nasional, yaitu Ketua Umum MUI KH M Anwar Iskandar, Menteri Agama RI Prof Dr KH Nasaruddin Umar, Ketua Dewan Pertimbangan MUI sekaligus Wakil Presiden RI 2019–2024 Prof Dr KH Ma’ruf Amin.
KH Anwar Iskandar berpandangan bahwa saat ini kita hidup dalam post-truth dan disrupsi digital. MUI tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai rumah besar umat Islam Indonesia. MUI harus tampil sebagai kekuatan penuntun dan pembimbing, bukan pemukul atau penghakim.
Untuk itu, MUI harus terus menjaga prinsip wasathiyah dan menjadi kekuatan peradaban yang merawat harmoni,
memperjuangkan keadilan dan menebar kemaslahatan.
Prof Nasaruddin Umar menyatakan kontribusi MUI dalam membangun moderasi beragama, ekonomi syariah, pendidikan Islam dan fatwa-fatwa yang relevan, telah menegaskan bahwa Islam adalah kekuatan positif bagi kemajuan bangsa.
KH Ma'ruf Amin berpandangan bahwa tugas besar MUI ke depan adalah memperkuat literasi keagamaan di tengah masyarakat, membangun kesadaran kebangsaan yang kuat dan terus menghadirkan Islam yang damai, inklusif dan solutif bagi berbagai persoalan umat dan bangsa.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir menegaskan bahwa MUI lahir dari kesadaran sejarah untuk konsolidasi kekuatan ulama dalam mengawal bangsa yang majemuk dan dinamis.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf memberi catatan penting bahwa tantangan terbesar MUI ke depan bukan sekadar mempertahankan eksistensi kelembagaan, tetapi juga membangun kredibilitas moral melalui proses representasi yang lebih inklusif, transparan, dan akuntabel terhadap seluruh umat Islam.
Dalam buku ini, turut disertakan pandangan dari Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang menyebut bahwa MUI telah berkontribusi besar dalam membangun masyarakat Islam yang harmonis dan berkeadilan, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menilai bahwa MUI memiliki potensi besar dalam menciptakan ruang digital yang sehat dan membantu kepolisian menangani penyebaran hoaks dan fitnah di media sosial.
Dengan sudut pandang yang kritis dan konstruktif, buku ini menjadi referensi penting dalam membaca sejarah tumbuh kembang MUI, memahami tantangan kontemporer yang dihadapi, serta merumuskan arah strategis bagi penguatan peran MUI di masa depan sebagai pelayan umat (khadimul ummah) dan mitra pemerintah (shadiqul hukumah). (Yanuardi Syukur, ed: Nashih)
Tags: milad mui, milad ke-50 mui, majelis ulama indonesia