
Sambut Milad Emas, MUI Siapkan Pekan Makan Bergizi untuk Santri dan Siswa Madrasah
23/07/2025 21:07 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID — Menyambut puncak Milad ke-50, Majelis Ulama Indonesia (MUI) tengah mempersiapkan pelaksanaan Gerakan Nasional Pekan Makan Bergizi Santri dan Siswa Madrasah.
Program ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan Milad Emas MUI yang mengangkat isu strategis pemenuhan gizi anak bangsa.
Kegiatan ini akan dimulai pada 24-25 Juli 2025 di dua lokasi, yaitu Sekolah Al Jihad, Yayasan Al Jihad Shalahuddin Al Ayyubi, Tanjung Priok, Jakarta Utara dan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK) MUI, Marifah, menjelaskan bahwa persoalan gizi anak, terutama di kalangan santri dan siswa madrasah, masih membutuhkan perhatian serius.
Data terbaru menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia masih 21,6 persen pada 2022, jauh dari target 14 persen pada 2024. Bahkan angka wasting dan obesitas pada anak cenderung meningkat.
"Masalah gizi ini bukan hanya soal kesehatan, melainkan juga menyangkut masa depan bangsa. Anak-anak dengan gizi buruk lebih rentan sakit, prestasinya rendah, produktivitasnya menurun, dan ini akan berpengaruh pada daya saing generasi kita ke depan," ujarnya kepada MUIDigital, Rabu (23/7/2025).
MUI melihat, masalah gizi buruk bukan hanya persoalan kesehatan semata, tetapi juga menyangkut masa depan bangsa. Anak-anak dengan gizi buruk rentan sakit, prestasi belajar rendah, produktivitas menurun, bahkan berdampak pada kerugian ekonomi nasional hingga ratusan triliun rupiah per tahun.
Berdasarkan data Kementerian Agama, saat ini Indonesia memiliki sekitar 36.600 pesantren dengan 34 juta santri aktif dan lebih dari 370 ribu ustaz/kiai. Namun angka kekurangan gizi di kalangan anak sekolah dan santri madrasah masih cukup tinggi.
"Melalui gerakan ini, kami ingin memantik kesadaran masyarakat bahwa pesantren dan madrasah juga layak menjadi prioritas. Kita ingin santri dan siswa madrasah sehat lahir batin, berprestasi, dan siap membangun bangsa," imbuhnya.
Gerakan ini juga sekaligus menjadi dukungan nyata MUI terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah sejak Januari 2025. MBG menargetkan 82 juta penerima manfaat dengan anggaran Rp71 triliun, termasuk di dalamnya 44 juta anak sekolah dan santri.
MUI melalui Komisi KPRK juga mendorong lahirnya ekosistem gizi berkelanjutan di lingkungan pesantren dan madrasah. Konsep ini mengajak masyarakat, UMKM lokal, petani, dan nelayan untuk bersama-sama memenuhi kebutuhan pangan bergizi yang sesuai nilai-nilai Islam.
"Kami berharap gerakan ini tidak berhenti di acara seremonial, tetapi bisa mendorong kemandirian pesantren, madrasah, dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi secara berkelanjutan, sekaligus memperkuat ekonomi lokal," kata Marifah.
Sebagai lembaga ulama yang telah berdiri setengah abad, MUI ingin menegaskan bahwa khidmatnya kepada umat bukan hanya lewat fatwa dan dakwah, tetapi juga lewat peran nyata di bidang kesehatan, pendidikan, dan kualitas sumber daya manusia.
"Santri sehat, madrasah kuat, bangsa pun maju. Semoga langkah kecil ini bisa membawa dampak besar bagi masa depan umat dan bangsa," pungkasnya. (Fitri Aulia Lestari, ed: Nashih)
Tags: milad mui, makan bergizi gratis, majelis ulama indonesia, mui, pesantren makan bergizi gratis