
Petuah Bijak KH Ali Yafie dalam Kenangan, Sambut Milad Emas MUI
20/07/2025 13:24 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID — Keluarga besar Majelis Ulama Indonesia (MUI) berziarah ke makam para ulama di TPU Tanah Kusir, Kamis (17/7/2025) lalu ke makam Prof KH Ali Yafie, Ketua Umum MUI periode 1990-2000. dalam rangka Milad ke-50 MUI.
Bagi keluarga almarhum Prof KH Ali Yafie, ziarah ini bukan sekadar tradisi, melainkan juga momen mengenang nasihat hidup dan warisan ilmu sang ulama besar.
Mewakili keluarga, Kiai Saifuddin Ali Yafie, putra almarhum, mengatakan kegiatan ini sangat berkesan bagi keluarga.
Dia berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan dan semakin mempererat hubungan silaturahim, tidak hanya dengan keluarga para ulama, tetapi juga melalui kenangan-kenangan yang diwariskan oleh para tokoh tersebut.
“Pertama-tama saya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada MUI atas prakarsanya untuk melakukan ziarah kepada semua mantan ketua umum MUI,” kata dia.
“Harapannya, ke depan setiap yang hadir bisa juga membawa kenangan-kenangan tentang almarhum, untuk diberikan kepada MUI dan menjadi ikatan di antara kita semua,” ungkapnya.
Dia berharap, kegiatan ziarah tidak berhenti sebatas acara tahunan seremonial, tetapi juga disertai dengan mengenang dan membawa kenangan-kenangan karya para ulama terdahulu.
“Misalnya, pada pertemuan berikutnya atau tahun-tahun mendatang, para keluarga yang hadir bisa membawa kenangan atau karya almarhum untuk diberikan kepada MUI, sehingga ada ikatan yang lebih kuat di antara kita,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kerukunan Umat Beragama MUI, Kiai Abdul Manan Ghani, menyampaikan bahwa MUI memang telah mempersiapkan pameran buku biografi para ketua umum dan sekretaris jenderal MUI dalam rangkaian Milad ke-50 di Masjid Istiqlal. “Termasuk buku karya Prof. KH Ali Yafie, kami harapkan bisa turut dipamerkan nanti,” tuturnya.
“Ternyata para kiai ini banyak meninggalkan warisan ilmu, buku, dan kenangan yang bisa diwariskan untuk umat. Semoga buku-buku para ketua umum, termasuk karya almarhum ayah kami, bisa dipamerkan,” ujar Kiai.
Saifuddin menanggapi penjelasan Kiai Abdul Manan Ghani. Dia mengenang pesan-pesan hidup yang sering disampaikan ayahandanya. Salah satunya yang dikutip dari seorang penulis klasik: “Bahagialah dia yang mempunyai namun tidak memilikinya.”
Selain itu, pesan yang selalu diingat keluarga adalah: “Tahu diri, tahu membawa diri, dan tahu menempatkan diri. Sekecil apa pun orang itu, tetap harus dihargai, karena setiap orang ingin dihargai,” tuturnya.
Sementara itu, Kiai Mas’ud A Mustary, Lc MA, yang juga mewakili keluarga besar Prof KH Ali Yafie, menegaskan rasa syukur atas perhatian yang diberikan MUI terhadap keluarga almarhum.
Dia mengenang sejumlah falsafah hidup yang kerap diucapkan sang guru dan orang tua mereka.
“Beliau selalu mengingatkan, isilah usiamu dengan nilai. Usia biologis bisa berhenti, tetapi nilai kebaikan akan terus hidup. Itu yang kami bawa dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
Kiai Mas’ud juga mengingat pesan almarhum terkait arti kemerdekaan dalam memberi.
“Ketika kamu bersedekah, kamu menemukan kemerdekaan. Tetapi ketika kamu meminjam, kamu tersandera. Itu jadi filosofi hidup yang kami pegang,” imbuhnya.
Keluarga besar KH Ali Yafie berharap, melalui kegiatan ziarah dan peringatan Milad ke-50 MUI ini, semangat perjuangan, ilmu, dan teladan para ulama senantiasa hidup dan menjadi inspirasi bagi umat Islam di Indonesia. (Fitri Aulia Lestari, ed: Nashih)
Tags: milad mui, milad ke-50 mui, majelis ulama indonesia, ali yafie