Perempuan Terjerat Sindikat Narkoba Meningkat, Ganas Annar MUI Dorong Sosialisasi Masif Hingga Ketahanan Keluarga

Perempuan Terjerat Sindikat Narkoba Meningkat, Ganas Annar MUI Dorong Sosialisasi Masif Hingga Ketahanan Keluarga

08/07/2025 18:32 ADMIN

JAKARTA, MUI.OR.ID— Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Titik Haryati mengaku sangat prihatin dengan fakta perempuan terlibat dalam aktivitas pengedaran narkoba.

Menurutnya, perempuan memang rentan menjadi korban modus operandi pengedaran narkoba, seperti alasan ekonomi, tanggungan orang tua dan anak. Modus operandi sindikat narkoba telah merambah dan memperdaya para perempuan.

“Sifat perempuan yang lembut, luwes, ramah, dan mudah dibujuk, diiming-imingi menjadi sasaran bandar memanfaatkan perempuan dalam bisnis besar narkoba, meningkat dengan cepat,” kata Titik kepada MUIDigital pada Selasa (8/7/2025).


Jaringan sindikat narkoba semakin meluas menyasar anak-anak dan perempuan. Badan Narkotika Nasional RI menyebut, hampir 5% perempuan Indonesia terlibat dalam sindikat narkoba. Mereka dijadikan sebagai kurir bahkan terlibat sebagai Bandar narkoba karena imbalan yang besar.

Pada rentang April-Juni 2025, dari sebanyak 285 orang tertangkap, 29 orang di antaranya merupakan perempuan dengan mayoritas ibu rumah tangga. 


Titi menyebut kesadaran perempuan dalam kasus narkoba harus menjadi perhatian semua pihak. Perempuan menjadi garda paling depan memberikan pengasuhan positif kepada anak sejak dalam kandungan, lahir, hingga dewasa. 

Peran perempuan sangat besar. Perannya sebagai seorang ibu bertanggung jawab penuh dalam mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Perempuan bukan untuk dimanfaatkan ke dalam sindikat narkoba karena akan menimbulkan masalah baru seperti penelantaran anak, konflik keluarga dan perceraian,” ucapnya. 

Untuk itu, Titi pun mendorong upaya pencegahan dan kesadaran perempuan untuk tidak terlibat sindikat narkoba. Menurutnya, diperlukan sosialisasi bahaya narkoba pada setiap organisasi perempuan, lintas agama, lembaga profesi di Indonesia, akademisi, hingga pusat-pusat studi. 

Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi, edukasi, dan rehabilitasi tentang bahaya narkoba agar tidak mudah dipengaruhi atau dibujuk dengan upah tinggi.

Selain itu, Titik juga menyerukan pentingnya ketahanan keluarga. Beban ekonomi tidak hanya ditanggung oleh seorang ibu, melainkan juga seorang ayah. 

Selain itu, gaya hidup hedonisme juga menyebabkan perempuan menerima tawaran upah sindikat narkoba. 

“Kepribadian perempuan (mandiri) dijadikan sebagai kekuatan untuk memiliki daya tangkal dan menolak bila ada yang mengajak, mengimingi-iming upah besar, atau dijadikan pacar hingga dijanjikan akan dinikahi,” ujar Titik.

(Rozi/Azhar)

Tags: Ganas Anar MUI