Pelaku Inses, Apa Hukumannya Menurut Islam? Begini Penjelasan Komisi Fatwa MUI

Pelaku Inses, Apa Hukumannya Menurut Islam? Begini Penjelasan Komisi Fatwa MUI

20/05/2025 23:50 ADMIN

Foto: freepik 

JAKARTA, MUI.OR.ID—Publik dihebohkan dengan munculnya komunitas pencinta hubungan sedarah (inses) di group Facebook bernama 'Fantasi Sedarah' yang beranggotakan 32 ribu akun.

Lantas, bagaimana hukuman bagi pelaku inses dalam Islam? Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Miftahul Huda, mengungkapkan para ulama fikih berbeda pendapat tentang hukuman bagi pelaku inses.

Kiai Miftah menjelaskan mayoritas ulama fikih berpendapat bahwa hukuman pelaku zina dengan mahram dihukum seperti pezina dengan wanita asing (bukan mahram).

Namun Imam Ahmad bin Hanbal -dalam satu riwayat- berpendapat bahwa hukumannya adalah hukuman mati, baik pelakunya sudah menikah (muhshan) maupun belum, dan hartanya diserahkan kepada Baitul Mal kaum Muslimin.

Beberapa hadis yang menjadi landasan pendapat ini diantaranya adalah riwayat dari Al-Bara’ RA. Dia berkata, “Aku bertemu dengan pamanku, bersamanya ada panji. Aku bertanya kepadanya, ‘Mau ke mana engkau?’ Dia menjawab, ‘Rasulullah ﷺ mengutusku kepada seorang laki-laki yang menikahi istri ayahnya, dan beliau memerintahkanku untuk memenggal lehernya dan mengambil hartanya.” (HR Abu Dawud)

Juga diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Nabi SAW bersabda:

قال رسول الله ﷺ: «من وقع على ذاتِ محرمٍ فاقتلوه»

“Barang siapa berbuat zina dengan perempuan mahramnya, maka bunuhlah dia.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim, al-Hakim berkata, “Sahih namun tidak di riwayat keduanya.”)

"Secara umum, hukum zina mahram adalah haram dan berdosa besar. Bagi pelaku belum menikah, dikenai hukum cambuk dan pengasingan, dan yang sudah berpasangan (muhshan) dikenai hukuman rajam atau hukuman mati menurut satu riwayat dari Imam Ahmad, sebagaimana hadis-hadis yang telah dijelaskan," kata Kiai Miftah kepada MUIDigal, Selasa (20/5/2025).

Kiai Miftah menjelaskan bila merujuk kepada hukum zina dalam KUHP (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023) Pasal 411 UU 1/2023:

“Setiap orang yang melakukan persetubuhan dengan orang yang bukan suami atau istrinya, dipidana karena perzinaan, dengan pidana penjara paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak kategori II, yaitu Rp10 juta,” kata dia, kepada MUIDigital, Selasa (20/5/2025).

Sementara itu, jika perbuatan tersebut disebarkan di media sosial, Kiai Miftah menegaskan bahwa dosa pelaku bertambah karena menyebarkan fitnah dan kemaksiatan secara terang-terangan.

"Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk bertobat nasuha dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan ampunan Allah dan terhindar dari siksa di dunia dan akhirat," tegasnya.

Kiai Miftah menerangkan, secara umum, hukum melakukan inses adalah haram dan termasuk dosa besar dalam Islam. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT dalam Qs An-Nisa ayat 23:

"حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ..."

Artinya: "Diharamkan atasmu (memperistri) ibu-ibumu, anak-anakmu, saudara-saudaramu..."

"Ayat ini secara tegas melarang hubungan seksual dengan mahram seperti ibu, anak, saudara kandung dan lain-lain. Ia adalah hal yang tercela dan termasuk dalam kategori perzinahan yang diharamkan," kata Kepala Pengasuh Pondok Pesantren Al-Nahdlah, Depok, Jawa Barat.

Kiai Miftah menambahkan, Allah SWT melarang umat Islam untuk mendekati zina, apalagi melakukan zina, karena itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. Allah SWT berfirman dalam Qs Al-Isra ayat 32:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا
“Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”

"Zina dengan mahram (inses) jelas termasuk dosa besar, bahkan merupakan bentuk zina yang paling keji secara mutlak," tegas Kiai Miftah.

Kiai Miftah menukil pernyataan Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami yang menegaskan bahwa inses adalah bentuk zina yang paling berat secara mutlak.

وأعظم الزنا على الإطلاق الزنا بالمحارم (الزواجر عن اقتراف الكبائر 2/301).

“Dan bentuk zina yang paling berat secara mutlak adalah zina dengan mahram.” (Zawajir ‘an Iqtiraf al-Kaba’ir, 2/301). (Sadam Al Ghifari, ed: Nashih)

Tags: inses, hubungan inses, perkawinan inses, pernikahan inses, hubungan sedarah, grup hubungan sedarah, inses, hubungan inses, perkawinan inses, pernikahan inses, hubungan sedarah, grup hubungan sedarah