Muhibah KPRK MUI ke Singapura Dalami Ketahanan Keluarga dan Moderasi Beragama
17/10/2024 22:02 ADMINSINGAPURA, MUI.OR.ID—Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK) MUI melakukan Muhibah ke Singapura untuk memperkuat ketahanan keluarga.
Kegiatan Muhibah di hari pertama ini, rombongan dari KPRK MUI disambut oleh Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo.
Ketua KPRK MUI DR Siti Ma'rifah menyampaikan rasa syukurnya bisa melakukan Muhibah ke Singapura di dalam membangun kerja sama untuk memperkuat ketahanan keluarga.
Selain itu, Siti Ma'rifah menambahkan, kegiatan ini juga terkait dengan stunting dan anak-anak pekerja migran di Singapura.
"Bagaimana perlindungan tenaga kerja migrannya. Kami ingin memperoleh gambaran tentang moderasi beragamanya yang sangat baik sejak dulu," kata Siti Ma'rifah di KBRI Singapura, Kamis (17/10/2024).
Menurutnya, informasi tersebut akan KPRK kembangkan di dalam kerja sama setelah kembali dari kegiatan Muhibbah berkaitan dengan anak-anak pekerja migran, selain stunting dan ketahanan keluarga.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang PRK Prof, Amany Lubis, menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat yang dilakukan KBRI di Singapura.
Prof Amany menuturkan, rombongan KPRK yang ikut dalam Muhibah ke Singapura ini berjumlah 17 orang yang merupakan pengurus KPRK MUI dan pimpinan berbagai ormas di Indonesia.
"MUI dikagumi di seluruh dunia karena ada ormas yang bisa menggabungkan seluruh kelompok ormas di Indonesia," ujarnya.
Prof Amany menuturkan, KPRK MUI sudah ada di 34 Provinsi di Indonesia. Rencananya, akan ditambah di provinsi baru sehingga, kehadiran KPRK MUI ada di seluruh provinsi di Indonesia.
Dia mengungkapkan, KPRK MUI memiliki cakupan yang luas, antara lain, fokus terhadap pembinaan pesantren, keluarga, pengurangan kekerasan, pola asuh anak dan remaja, dan kesehatan.
Sementara itu, Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Singapura Suryopratomo menyampaikan, kegiatan Muhibah KPRK MUI terkait hal tersebut ke Singapura sangat tepat.
Terkait moderasi beragama, Tommy, sapaan akrabnya mengungkapkan, umat Muslim di Singapura hanya berjumlah 16 persen sehingga, menjadi kaum minoritas.
Namun, Tommy menyampaikan, umat Muslim di Singapura menjadi kelompok yang paling bersemangat untuk bertoleransi.
Tommy menjelaskan, Singapura sangat kuat dalam membangun toleransi di antara umat beragama. Hal ini tidak terlepas dari peranan umat Muslim di Singapura yang sangat penting.
"Mengapa? Karena biasanya minoritas merasa tertekan dan disepelekan. Tapi minoritas Muslim di Singapura yang membuat hubungan antarmasyarakat dengan latar belakang agama nyaris berjalan mulus," kata Tommy.
Tommy juga bercerita terkait Jamiyah Singapura, organisasi Islam yang besok akan dikunjungi oleh rombongan KPRK MUI.
Menurut Tommy, Jamiyah Singapura setiap tahunnya selalu memberikan penghargaan kepada ibu-ibu. Hal ini merupakan bentuk apresiasi atas peran ibu di tengah keluarga dan masyarakat.
"Menurut saya, memberikan penghargaan terhadap perempuan bisa kita contoh," ujarnya.
Selain itu, Tommy mengungkapkan, peran pekerja migran Indonesia di Singapura sangat krusial. Terutama dalam merawat anak-anak di Singapura.
Sebab, karena biaya hidup yang sangat tinggi, orang tua di Singapura mayoritas bekerja. Oleh karena itu, Tommy mengingat, ketika Wakil Presiden RI bertemu dengan pemerintah Singapura, menyampaikan agar memperhatikan pekerja migran Indonesia ditanggapi sangat positif.
Sebab, kata Tommy, pemerintah Singapura sangat memperhatikan pekerja migran Indonesia karena peranannya yang luar biasa terhadap anak-anak di Singapura.
"Pekerja migran yang bisa mengasuh anak dengan baik di Singapura hanya dari Indonesia," ujar dia. (Sadam, ed: Nashih)
Tags: KPRK mui, Majelis ulama indonesia, Singapura, moderasi beragama singapura, ketahanan keluarga, stunting, islam singapura