Milad ke-50 MUI, PBNU Sampaikan 4 Catatan Reflektif

Milad ke-50 MUI, PBNU Sampaikan 4 Catatan Reflektif

23/07/2025 18:15 ADMIN

JAKARTA, MUI.OR.ID— Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan 4 catatan penting di momen Milad Emas ke-50 Majelis Ulama Indonesia (MUI). Catatan tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa.

"Sebagai bagian dari rumah besar umat Islam di Indonesia, PBNU memiliki beberapa masukan dan catatan yang sifatnya konstruktif terhadap MUI, apalagi di momentum usia ke-50 ini yang semestinya menjadi titik refleksi dan konsolidasi bersama," kata Kiai Zulfa Mustofa kepada MUIDigital, Rabu (23/7/2025).

Pertama, PBNU mendorong agar MUI semakin memperkuat posisinya sebagai payung umat yang inklusif, bukan hanya representatif kelompok-kelompok tertentu.

Menurut PBNU, dalam beberapa waktu terakhir, ada kesan bahwa MUI kadang terlalu dekat dengan afiliasi-afiliasi ideologis tertentu yang justru berpotensi menggerus semangat ukhuwah Islamiyah.

"PBNU berharap MUI bisa kembali menegaskan dirinya sebagai lembaga yang betul-betul milik seluruh umat, bukan sebagian golongan," sambungnya.

Kedua, dalam hal fatwa, PBNU menyarankan agar MUI lebih berhati-hati dan bijaksana, mengedepankan ijtihad jama'i (kolektif) yang matang dan tidak tergesa-gesa.

PBNU menegaskan bahwa fatwa MUI memiliki dampak yang besar di masyarakat. Untuk itu, PBNU mengingatkan, jika tidak disertai sensitivitas sosial, bisa menimbulkan polemik atau bahkan perpecahan.

"PBNU menginginkan fatwa-fatwa MUI bersifat membimbing, bukan menghakimi," tegasnya.

Ketiga, dari segi kelembagaan, PBNU menilai penting bagi MUI untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas, terutama dalam hal-hal strategis seperti sertifikasi halal, pembinaan dai, hingga rekomendasi terhadap organisasi tertentu.

PBNU menegaskan bahwa proses-proses tersebut harus dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun etis.

Keempat, PBNU mengajak MUI untuk lebih aktif dalam merespons isu-isu keumatan kontemporer secara progresif, termasuk isu lingkungan, keadilan sosial, ekonomi syariah yang berpihak kepada masyarakat kecil, serta tantangan digitalisasi.

"Islam hadir bukan hanya di ruang ibadah, melainkan juga dalam ikhtiar sosial yang nyata. Semua catatan ini disampaikan dalam semangat ukhuwah, bukan untuk menggurui," tegasnya.

PBNU menilai MUI sebagai partner sejati dalam mengawal arah keberagaman umat Islam di Indonesia agar tetap rahmatan lil 'alamin, membumi, dan mencerahkan. (Sadam, ed: Nashih)


Tags: milad mui, milad Majelis Ulama indonesia, milad ke-50 mui, pbnu, Nahdlatul ulama