Kiai Ma'ruf: Tayangan Ramadhan Harus Jaga Umat dari Pola Pikir dan Perilaku Menyimpang

Kiai Ma'ruf: Tayangan Ramadhan Harus Jaga Umat dari Pola Pikir dan Perilaku Menyimpang

24/05/2025 07:46 ADMIN


JAKARTA, MUI.OR.ID— Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof KH Ma'ruf Amin mengingatkan lembaga penyiaran bahwa tayangan Ramadhan harus menjaga umat dari pola pikir dan perilaku menyimpang.

Hal ini disampaikannya saat memberikan arahan dalam Anugerah Syiaran Ramadhan (ASR) 2025 di Auditorium H M Rasjidi, Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).

Kiai Ma'ruf menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kerja bersama yang melibatkan MUI, Kemenag RI, KPI dan lembaga penyiaran dalam mengawal siaran Ramadhan.

"Bukan aturan-aturan tapi dikawal melalui pengawasan selain KPI, juga MUI. Terutama saat bulan Ramadhan, kesuciannya tidak ternodai oleh siaran-siaran yang kontraproduktif, tidak membawa kebaikan," kata Kiai Ma’ruf, Wakil Presiden ke-13 RI ini.

Kiai Ma'ruf menerangkan MUI memiliki program yaitu menjaga umat, salah satunya adalah cara berpikir dan perilaku yang menyimpang.

Menurutnya, apabila cara berpikir dan perilakunya tidak dilindungi, kemudiaan menyimpang, maka akan berdampak fatal. Sebab, akan membawa kerusakan. "Cara berpikir dan perilaku umat dan bangsa ini berjalan di atas komitmen keagamaan dan kebangsaan," sambungnya.

Dia mengungkapkan cara berpikir yang benar adalah dengan mengikuti atau berdasarkan petunjuk-petunjuk Allah SWT. Tidak didasarkan pada hawa nafsunya.

"Kalau saja kebenaran mengikuti cara berpikir hawa nafsu, kepentingan masing-masing, maka akan rusak bumi, langit dan seisinya. Ini yang harusnya dijaga agar masyarakat ini tidak berpikir dan berperilaku menurut hawa nafsu," jelasnya.

Menurutnya, lembaga penyiaran memiliki peran untuk mencerdaskan masyarakat agar tidak keliru. Apalagi, sekarang ini berada di zaman post truth, antara benar dan salah dismarkan.

Menurutnya, kalau orang cerdas tidak akan keliru untuk membedakan mana yang benar dan salah. Sebab, bagi orang yang cerdas, kebenaran dan kesalahan itu terlihat jelas.

"Tetapi bagi mereka yang belum cerdas, kesamaran itu terjadi. Maka harus dijaga jangan sampai media memberikan dukungan cara berpikir keliru dan menyimpang," tegasnya.

Kiai Ma'ruf menekankan syiar Ramadhan begitu penting dalam menjaga umat dan bangsa. Apabila hal tersebut bisa tercapai, maka masyarakat akan memiliki komitmen keagamaan dan kebangsaan yang kuat.

Lebih lanjut, Kiai Ma'ruf menyampaikan MUI memiliki komitmen dengan Tuhan (mitsaq Rabbani) dan kesepakatan dengan sesama bangsa (mitsaq wathani).

Kiai Ma'ruf menjelaskan, kesepakatan dengan Tuhan (mitsaq Rabbani) adalah perjanjian Allah SWT dengan para nabi. Perjanjian tersebut kemudian menjaga perjanjian para ulama, karena ulama merupakan pewaris para nabi.

"Karena MUI adalah wadahnya para ulama, makanya itu menjadi perjanjiannya MUI dengan Allah SWT. Perjanjian apa itu? Menjaga umat dan memperbaiki umat. Itu tugas yang diberikan kepada kita," jelasnya.

Kemudiaan, mitsaq wathani adalah kesepakatan sesama bangsa berdasarkan Pancasila, Undang-Undang 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kiai Ma'ruf menekankan kedua kesepakatan tersebut tidak ada yang saling menegasikan dan saling meniadakan. Karena keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak dipertentangkan, kemudiaan harus dijalankan secara bersama-sama.

Kiai Ma'ruf menyampaikan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama ini merupakan upaya untuk memberikan perlindungan terhadap umat.

"Maka dari itu MUI mengambil sejak awal memulai ASR ini. Alhamdulillah sudah menjadi komitmen bersama, ke depan harus lebih baik lagi. Terimakasih KPI dan Kemenag telah bekerja sama, punya kepentingan dan pandangan yang sama, untuk menjaga bangsa dan negara," katanya.

Kegiatan ASR 2025 mengangkat tema "Siaran Ramadhan untuk Meneguhkan Ketahanan Bangsa" ini dihadiri oleh para pelaku di lembaga penyiaran.

Kemudian, kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain, Sekjen Kemenag RI Prof Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Islam Prof Abu Rokhmad, Staf Ahli Bidang Teknologi Kementerian Komdigi Mochamad Hadiyana, Wakil Ketua Umum MUI Buya Basri Bermanda, Ketua MUI Bidang Infokom KH Masduki Baidlowi, Ketua MUI Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Ni'am Sholeh, dan Wasekjen MUI Bidang Infokom KH Asrori S Karni. (Saddam, ed: Nashih)

Tags: tayangan ramadhan, siaran ramadhan, anugerah syiar ramadhan, majelis ulama indonesia, dakwah islam