Kiai Cholil: Islam Asia Tenggara Dinilai Layak Jadi Role Model Harmoni Umat di Dunia

Kiai Cholil: Islam Asia Tenggara Dinilai Layak Jadi Role Model Harmoni Umat di Dunia

23/07/2025 17:30 ADMIN

MAKASSAR, MUI.OR.ID — Islam yang ramah, damai, dan berakulturasi dengan budaya lokal menjadi ciri khas masyarakat Muslim Asia Tenggara. 

Karakter inilah yang dinilai layak menjadi role model bagi dunia, khususnya dalam membangun harmoni umat di tengah keragaman.

Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis UIama Indonesia, sekaligus Sekretaris Forum Internasional Dai Asia Tenggara, KH M Cholil Nafis menyebut model Islam di Asia Tenggara sebagai kekuatan yang unik.

Dia menegaskan, pendekatan yang wasathi (moderat) mampu menjadi inspirasi bagi negara lain dalam menyatukan masyarakat dan membangun peradaban.

“Pemahaman Islam dalam konteks negara dan masyarakat di ASEAN bisa menjadi role model yang apik bagi dunia, khususnya Indonesia. Islam yang wasathi mampu menyatukan masyarakat, menjadi inspirasi kehidupan umat, dan landasan membangun peradaban,” ujarnya dalam acara ASEAN Lecture Series yang digelar UIN Alauddin Makassar bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (22/7/2025) lalu, dalam keteranganya kepada MUIDigital, Rabu (23/5/2027).

Menurut Kiai Cholil, jumlah umat Islam di Asia Tenggara merupakan yang terbesar di kawasan, dengan Indonesia menjadi negara dengan populasi Muslim terbanyak. 

Penyebaran Islam di Asia Tenggara berlangsung damai melalui perdagangan, pernikahan, ajaran sufisme, dan tarekat, tanpa penaklukan militer.

“Islam berakulturasi dengan budaya, sehingga masyarakat Muslim Asia Tenggara, yang mayoritas Melayu, menyatukan Islam dengan adat istiadat setempat,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengutip istilah almarhum Prof Azyumardi Azra mengenai karakter Islam Asia Tenggara yang “jinak” dan “lembut”. Menurutnya, karakter inilah yang melahirkan hubungan harmonis antara Islam dengan negara di berbagai kawasan.

“Di Malaysia dan Brunei Darussalam, Islam dijadikan dasar negara secara formal. Di Indonesia, Islam menjadi spirit bernegara dan sumber hukum, namun tidak diformalkan dalam konstitusi. Sementara negara-negara ASEAN lain yang sekuler hampir tidak memiliki hubungan langsung dengan Islam,” terangnya.

Dia menegaskan, pendekatan Islam yang moderat dan akomodatif terhadap budaya lokal telah terbukti membawa harmoni sosial di Asia Tenggara, yang layak dijaga dan ditunjukkan kepada dunia sebagai contoh yang baik.

Selain Kiai Cholil, hadir sebagai narasumber dalam forum ini antara lain Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhanes, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto Surodipuro, dan Rektor ITS Prof Bambang Pramujati.

Acara ini menjadi ruang diskusi strategis bagi akademisi dan diplomat untuk memperkuat peran Islam Asia Tenggara dalam membangun harmoni dan peradaban di kawasan dan dunia. (Fitri Aulia Lestari, ed: Nashih)

Tags: islam asia tenggara, islam di Asia tenggara, umat islam asia tenggara