
Kiai Afifuddin Berseloroh Beda Kader NU di MUI dan PBNU
05/02/2024 16:42 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID — Mungkin tidak banyak yang sadar kalau sebenarnya banyak orang NU di MUI. Banyak tokoh muda NU yang menjadi pengurus MUI. Termasuk ulama-ulama muda juga banyak yang menjadi ulama di NU dan MUI.
Sebut saja Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh yang sejak muda sudah berkecimpung dan aktif di organisasi NU seperti IPNU. Sebut pula Ketua MUI Bidang Dakwah and Ukhuwah, KH Cholil Nafis.
Belum lagi Ketua MUI Bidang Halal dan Ekonomi Syariah, KH Sholahuddin Al Aiyyub yang juga menjadi pengurus PBNU. Beliau bertahun-tahun menjadi tangan kanan sekaligus anak asuh Kiai Sahal Mahfudz.
Selain itu, banyak pengurus di level Komisi, Badan, dan Lembaga MUI yang menjadi pengurus NU di berbagai level.
Sebagai ulama yang menjadi Ketua MUI bidang Fatwa Maudhuiyah serta Wakil Rais ‘Aam PBNU, KH Afifuddin Muhadjir mencermati ternyata ada perbedaan mencolok antara orang NU ketika di PBNU dan ketika di MUI.
“Ada perbedaan ketika teman-teman NU ada di PBNU dan di MUI, kalau di PBNU biasa terlambat paling tidak molor satu jam, ketika mereka orang NU ada di MUI bisa tepat waktu. Mengapa mereka ketika di MUI bisa tepat waktu itu rahasia yang belum terjawab, ” kelakar Kiai Afif, Sabtu (03/02/2024) malam di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo.
Sambutan Wakil Pengasuh Pesantren Sukorejo itu lantas disambut tawa renyah seluruh peserta Pra Ijtima Ulama Komisi Fatwa Seluruh Indonesia ke-VIII yang memenuhi Aula kantor Pusat Pesantren Salalafiyah Syafi’iyah Situbondo.
“Bintang-bintangnya MUI adalah orang NU, seperti KH Asrorun Niam Sholeh, Kiai Sholahuddin Al Aiyub, Kiai Cholil Nafis, dan lain-lain. Mereka menjadi bintang karena yang ahli kitab itu adalah orang NU bukan orang yahudi, bukan nasrani, ” imbuh Kiai Afif diakhiri guyonan.
Meskipun penuh kelakar, sebenarnya pembahasan pada malam hari itu cukup berat yaitu tentang fikih hubungan antar umat beragama.
Ada tiga pembahasan penting yaitu salam lintas agama, muslim mengucapkan selamat atas hari raya agama lain, serta mengucapkan “Assalamualaikum” bagi non muslim dan hukum menjawabanya.
Diskusi begitu menarik karena tokoh yang selama ini sangat aktif di Komisi Fatwa hadir semua. Mulai dari Ketua MUI Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh, Ketua Komisi Fatwa MUI KH Junaedi, Sekretaris Komisi Fatwa KH Miftahul Huda.
Hadir pula Wakil Sekretaris Komisi Fatwa KH Arwani Faishol, serta anggota Komisi Fatwa seperti KH Imam Addaruquthni, KH Abdul Halim Sholeh, KH Aminuddin Yakub, dr Endy M Astiwara, KH M Nurul Irfan, dan KH M Alvi Firdausi.
Pembahasan semakin mengerucut karena MUI Jawa Timur dalam forum tersebut telah menyiapkan draft tentang salam lintas agama dan ucapan hari suci antara agama.
Draft tersebut nantinya akan disempurnakan menjadi bahan materi Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia ke-VIII.
Diskusi malam itu berakhir dengan makan malam yang begitu nikmat di kediaman KH Azaim Ibrahimy.
Rombongan kemudian istirahat di Wisma Pesantren sebelum kembali melanjutkan perjalan ke Jakarta keesokan harinya. (Ibnu/Azhar)
Tags: KH Afifuddin Muhajir, Ijtima Ulama Komisi Fatwa Ke-VIII