Khutbah Jumat: Sabar Kunci Ketenangan Hidup yang Disebutkan 70 Kali dalam Alquran

Khutbah Jumat: Sabar Kunci Ketenangan Hidup yang Disebutkan 70 Kali dalam Alquran

15/11/2024 09:59 JUNAIDI

Oleh : Ustadz Ahmad Saifuddin HAS, S Ag, MM, Sekretari IV MUI Kota Tangerang   


السَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَركَاتُه
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَييِّدُ اْلأَبْرَارِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَدَارِ الْقَرَارِ.
 أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن
وَقَالَ تَعَالَى فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: سَلَـٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَىٰ الدَّارِ. 
صَدَقَ اللّٰهُ العَظِيمْ

Oleh: Ustadz Ahmad Saifuddin HAS, S Ag, MM.

 Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, 
 
Khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.   

Kaum Muslimin yang berbahagia… 

Sabar oleh imam Al-Ghazali, di maknai sebagai suatu proses untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang penuh dengan nafsu syahwat yang dihasilkan oleh suatu keadaan. Oleh karena itu, sabar merupakan kemampuan menahan diri dari melakukan perbuatan yang tidak baik dan tidak benar, sabar juga merupakan sifat terpuji yang sangat penting bagi setiap individu, karena sabar dapat memberikan manfaat yang sangat besar dalam membina jiwa, menguatkan diri dalam menghadapi ujian, beban hidup, musibah, serta menjadikan individu menjadi pribadi yang tegar dan kokoh keimanannya kepada Allah SWT

Tidak semua orang memiliki rasa sabar, terkadang masalah yang kita hadapi membuat kita tidak sabar. Padahal dengan kesabaran, kita bisa menjalani hidup dengan lebih mudah, lebih bijaksana dan memiliki perasaan yang tenang. Sabar memang bukan hal yang mudah, tapi bukan berarti itu tak bisa diusahakan. Dengan menjadi orang yang sabar, akan membuat hidup lebih berkualitas. 

Sabar adalah adat kebiasaan para nabi dan rasul. Sabar adalah permata yang menghiasi kehidupan para wali. Sabar adalah mutiara bagi orang-orang saleh. Sabar adalah cahaya penerang bagi siapa pun yang menapaki jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat. Sedangkan Ketenangan merupakan sikap ridha kepada ketentuan Allah Yang Mahamengetahui. Ketenangan bersifat stabilitas dan konsisten. Pusat dari ketenangan ada di dalam hati, bukan materi. bukan di uang, dan bukan di jabatan. Meskipun semua orang memiliki hati, tidak semua mendapatkan ketenangan, karena ketenangan ada di dalam hati orang yang memiliki iman dan kesabaran. 

Orang yang tenang ialah orang yang selalu membekali diri di dunia untuk kehidupannya di akhirat dengan ketakwaan dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Mereka akan selalu ridha terhadap ketetapan Allah SWT. Saat senang maupun susah, hati mereka tidak akan terguncang, Mereka selalu mengutamakan kehidupan akhirat yang kekal dan selalu menjalankan amal-amal sholeh, yang akan mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT. Hingga akhirnya mereka akan mendapatkan derajat yang tinggi serta memperoleh ketenangan hidup.

Hadirin rahimakumullah

Menurut Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya disebutkan di lebih dari 70 tempat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah ta’ala:  

 وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُونَ (النحل: ٩٦) 
  
Artinya: “... Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl: 96). Juga firman Allah ta’ala:
  
 سَلَـٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَىٰ الدَّارِ (الرعد: ٢٤)  

Artinya: “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu” (QS ar-Ra’d: 24). 

Seseorang yang memiliki sifat sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa dan lemah dalam berucap, bertindak, dan mengambil keputusan. Sabar hakikatnya adalah menahan diri dan memaksanya untuk menanggung sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah dengan sesuatu yang disenanginya. Dengan begitu hidupnya senantiasa akan dilimpahi ketenangan di dunia maupun di akhirat. 

Sabar itu ada tiga macam :

Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Sikap terbaik menempuh ujian cobaan adalah sabar. Sabar bekal utama kita dalam menempuh ujian perjalanan hidup. Jika kita sabar, ketetapan Allah tetap berlaku dan bagi kita pahala. Tetapi jika kita tdk sabar. ketetapan Allah tetap berlaku dan bagi kita dosa. Sabar dalam ketaatan kepada Allah yaitu seseorang bersabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Terkadang ketaatan itu berat bagi badan atau jasmani kita. Juga dalam melakukan ketaatan akan terasa berat bagi harta kita. 

Ketaatan kepada Allah SWT itu tentu akan di uji. Dan ujian itu ada dua macam, ada yang menyenangkan dan ada yang terasa pahit. Untuk ujian Allah SWT yang menyenangkan, maka seseorang hendaknya bersyukur. Dan syukur termasuk dalam melakukan ketaatan sehingga butuh juga pada kesabaran dan hal ini termasuk dalam sabar bentuk pertama di atas. Sedangkan ujian Allah SWT yang dirasa pahit misalnya seseorang mendapat musibah pada badannya atau kehilangan harta atau kehilangan salah seorang kerabat, maka ini semua butuh pada kesabaran dalam menghadapi, dengan menahan dirinya jangan sampai menampakkan kegelisahan pada lisan dan hatinya. 

Kedua, sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang Allah SWT haramkan. Segala sesuatu yang haram dan dilarang Allah SWT, hendaknya dijauhi. Sekalipun terasa sangat menyenangkan. Allah SWT menyuruh kita untuk selalu menjaga dan menahan diri dari segala bentuk maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan cara itu, Insya Allah, Allah SWT akan melipat gandakan pahala dan mencurahkan ketenangan dalam hidup kita. 

Ketiga, sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa. Musibah jika dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat dan menghapus dosa. Musibah banyak macamnya. Perlakukan buruk orang lain pada kita adalah musibah. Begitu juga penyakit yang kita derita, kemiskinan, kecelakaan, kemalingan, kehilangan harta benda, kebakaran, dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

  مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حَزَنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللّٰهُ بِهَاا مِنْ خَطَايَاهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

Maknanya: “Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan dan penyakit, kekhawatiran dan kesedihan, gangguan dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan dengan sebab itu semua Allah akan menghapus dosa-dosanya.” (HR al-Bukhari). Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

   مَنْ يُرِدِ اللّٰهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ) 

 Artinya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR al-Bukhari).   

Jadi orang yang dikehendaki baik oleh Allah SWT, ia akan ditimpa musibah dan diberi kekuatan oleh Allah untuk bersikap sabar dalam menanggung dan menghadapi musibah yang menimpanya. Sabar dalam menghadapi musibah artinya musibah yang menimpa tidak menjadikan seseorang melakukan sesuatu yang dilarang dan diharamkan oleh Allah SWT.

Seseorang yang ditimpa kemiskinan, misalkan, jika kemiskinan yang menimpanya tidak menyebabkannya mencari harta dengan jalan mencuri, merampok, korupsi dan perbuatan-perbuatan lain yang diharamkan Allah SWT, maka artinya ia telah bersikap sabar dalam menghadapi musibah kemiskinan yang menimpanya. Musibah yang menimpa, terkadang tidak hanya menyebabkan seseorang melakukan perbuatan haram. Bahkan lebih dari itu, terkadang menjadikannya melakukan atau mengucapkan perkataan yang menjerumuskannya pada kekufuran. Seperti orang yang ketika anggota keluarganya meninggal dunia, ia mengatakan bahwa Allah SWT zalim, Allah SWT tidak adil, Allah SWT bukan tuhan yang berhak disembah, dan perkataan lain yang membatalkan keislaman dan keimanannya. Na’udzu billah min dzalik. Hal yang demikian wajib kita hindari.
  
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Seseorang yang memahami dan memegang teguh ajaran Islam sebagaimana mestinya, maka musibah yang menimpanya tidak akan menambahkan kepadanya kecuali sikap sabar dan peningkatan ibadah kepada Allah SWT. Bahkan para wali Allah SWT, kegembiraan mereka atas bala’ dan musibah yang menimpa mereka lebih besar daripada kegembiraan mereka atas kelapangan hidup dan keluasan rezeki yang dianugerahkan kepada mereka. Oleh karena itu, sebagian kaum sufi mengatakan:  

 وُرُوْدُ الْفَاقَاتِ أَعْيَادُ الْمُرِيْدِيْنَ 
 
“Datangnya berbagai musibah adalah hari raya bagi para pencari kebahagiaan di akhirat.”

Mereka menganggap bahwa musibah yang menimpa adalah hari raya bagi mereka. Dengan itu, musibah akan meningkatkan ketaatan dan ibadah mereka kepada Allah ta’ala. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  

 أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَأَحْمَدُ وَغَيْرُهُمَا)
 
“Manusia yang paling berat ujian dan musibahnya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka. Seseorang diuji berdasarkan sekuat apa ia pegang teguh agamanya.” (HR at-Tirmidzi, Ahmad dan lainnya)   

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Dari uraian diatas, begitu penting dan dahsyatnya sabar dalam menempuh dan mendampingi perjalanan hidup kita. Dengan sabar kita akan memperoleh kekuatan untuk menghadapi segala musibah dan cobaan dari Allah SWT, dan kehidupan kita akan jauh lebih bahagia dari orang orang yang tidak mempunyai kesabaran, karena orang yang tidak sabar dalam menjalani kehidupannya atau bahkan tertimpa musibah akan cenderung mudah stress, menyalahkan keadaan, bahkan menyalahkan tuhan, maka golongan orang seperti ini akan tersiksa dalam menjalani hidup. Sedangkan orang sabar justru akan mendapati dan menikmati ketenangan dalam kehidupannya.

Demikian khutbah singkat pada hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin. 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
ُ


Tags: khutbah jumat, khutbah jumat tentang sabar, keutamaan sabar, kedudukan sabar, pengertian sabar, macam-macam sabar, contoh khutbah jumat