Khutbah Jumat: Islam Tekankan Pentingnya Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Khutbah Jumat: Islam Tekankan Pentingnya Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

04/10/2024 07:00 ADMIN

Oleh: KH Misbahul Munir, SAg, MM, Sekretaris 1 MUI Kota Tangerang dan Ketua umum MUI Kecamatan Priuk


السَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَركَاتُه
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا عَلٰى دِيْنِ الْإِسْلَامِ، وَاَنْعَمَ عَلَيْنَا بِمُخْتَلِفِ النِّعَمِ، اَلَّتِيْ لَا يُمْكِنُنَا عَدُّهَا عَلٰى مَدَارِ الْعَاامِ، وَلَا يَزَالُ يُوَالِى عَلٰى عِبَادِهِ مَوَا سِمُ الْفَضْلِ وَالْاِنْعَامِ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِتِّحَادِ وَالْاِعْتِصَامِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ دَعَانَا بِحُبِّ الْبَلَدِ الْمُكَرَّمِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍنِالَّذِيْ أُرْسِلَ لِلْعَالَمِيْنَ اِللٰى يَوْمِ الْزِّحَامِ

 اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ فِيْ كُلِّ اَيَّامِ 

 قَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّججِيْمِ : وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ
اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
صدق الله العظيم.

Sidang Jumat yang berbahagia…

Dengan diiringi oleh rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Subhanahu wata’ala saya ingin menyampaikan wasiat takwa kepada diri sendiri dan jama’ah sekalian dalam arti dan dengan cara imtitsalul awamir wajtinabun nawahi. Mari kita berusaha untuk melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhkan diri dari segala larangan-Nya, dengan demikian insya Allah kita akan tergolong sebagai orang yang taqwa kepada Allah SWT.

Hadirin rahimakumullah…

Hari ini, kita berkumpul di hadapan-Nya dengan penuh syukur dan kesadaran akan kebesaran-Nya. Kita berbicara tentang sikap persatuan dan kesatuan yang seharusnya menjadi landasan bagi kita sebagai umat yang hidup rukun dalam berbangsa dan bernegara.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan kita dalam keberagaman yang indah. Berbagai suku, bangsa, warna kulit, dan keyakinan agama menyatu dalam satu kesatuan ciptaan-Nya. Namun, dengan anugerah kebebasan beragama yang diberikan-Nya, kita juga diberi tanggung jawab untuk menghormati keberagaman dan perbedaan tersebut.

Sebagai umat beragama, sikap saling menghormati dan menerima perbedaan adalah fondasi bagi persatuan dan kesatuan. Kita diberi tugas untuk menjaga keharmonisan antarumat beriman, sehingga tidak ada ruang bagi konflik yang dapat merusak persatuan kita.

Begitu pentingnya nilai-nilai keberagamaan yang mengedepankan persatuan ini, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Alquran memberikan petunjuk dan perintah agar kita senantiasa menjaga persatuan. Firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 103:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai. Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu menjadi musuh-musuh (Nya) lalu Allah mempersatukan hatimu, maka menjadilah kamu karena nikmat Allah itu bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu mendapat petunjuk.”

Melalui ayat ini, Allah SWT menekankan betapa pentingnya kita untuk bersatu dan menjaga persatuan. Perspektif keberagamaan yang benar akan membimbing kita untuk mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi.

Penting bagi kita untuk memahami bahwa sikap keberagamaan yang sejati bukanlah hanya sekedar ibadah ritual semata, tetapi juga mencakup perilaku dan sikap terhadap sesama. Kita perlu meresapi nilai-nilai ajaran agama kita untuk menciptakan lingkungan yang damai, penuh kasih sayang, dan menghindari konflik yang dapat merugikan persatuan dan kesatuan.

Hadirin yang kami hormati..

Pentingnya menjaga persatuan juga dapat dilihat dari pertalian ayat di atas dengan ayat sebelumnya Ali ‘Imran ayat 102 yang berbunyi :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”

Melalui ayat tersebut, kita diberikan petunjuk tentang urgensi takwa dan keharusan menjaga persatuan dan kesatuan. Ini bukanlah sekadar serangkaian perintah formal, melainkan panggilan yang mendalam untuk membentuk karakter yang mampu menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh.

Takwa kepada Allah SWT bukanlah tindakan yang terbatas pada momen-momen ibadah semata, tetapi merupakan sikap kesadaran yang membimbing kita dalam setiap aspek kehidupan. Dengan memiliki takwa yang kuat, kita dapat merawat persatuan dan kesatuan bangsa.

Disandingkannya perintah takwa dengan perintah menjaga persatuan dan kesatuan, juga mengingatkan kita bahwa dalam Islam, keberagaman dianggap sebagai rahmat dan hikmah dari Allah SWT. Menjaga persatuan bukanlah menyamakan keyakinan, tetapi menjalin kesatuan dalam keragaman. Inilah panggilan untuk saling menghormati, saling mendukung, dan saling mencintai sebagai satu kesatuan umat manusia.

Dalam dunia yang penuh dengan perbedaan, sikap ini memegang peranan penting dalam mencegah konflik yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi dengan takwa sebagai landasan, kita dapat menghadapinya dengan bijaksana dan penuh kebijaksanaan.

Masyiral Muslimin rahimakumullah…

Perlu kita ketahui bersama bahwa Rasulullah SAW merupakan tipikal seorang nabi yang sangat berjuang untuk menciptakan persatuan sejak masa awal kenabiannya. Salah satunya adalah bahwa nabi tidak henti-hentinya mengajak para sahabat untuk terus bersatu menghindari perpecahan di saat khutbah.

Dan, salah satu buktinya adalah keberhasilan nabi dalam mempersatukan dua sahabat, yaitu sahabat Anshor dan Muhajirin, hingga tercipta sahabat yang solid dan saling bahu membahu antar keduanya. 

Teladan Rasulullah dalam mengajak untuk bersatu ini terus dilanjutkan oleh para sahabat setelah beliau wafat. Para sahabat selalu berupaya untuk terus mempertahankan persatuan yang telah diwariskan oleh Baginda Nabi.

Di antara contohnya adalah sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Abdullah bin Mas’ud sebagaimana diceritakan dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir, bahwa dalam suatu kesempatan, ia berkhutbah di hadapan para sahabat yang lainnya untuk terus memperjuangkan persatuan dan kesatuan. Ia mengatakan:

 خَطَبَنَا عَبْدُ الله يَوْمًا خُطْبَةً لَمْ يَخْطُبْنَا مِثْلَهَا قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا، ققَالَ: أَيُّهَا النَّاسُ أتَّقُوْا اللهَ وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ وَاالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّهَا حَبْلُ اللهِ الَّذِي أَمَرَ بِهِ وَإِنَّ مَا تَكْرَهُوْنَ فِي الطَّاعَةِ وَالْجَمَاعَةِ خَيْرٌ مِمَّا تُحِبُّوْنَ فِي الْفُرْقَةِ

Artinya, “Abdullah bin Mas’ud telah berkhutbah kepada kami di suatu hari, dengan khutbah yang tidak pernah disampaikan sebelumnya atau sesudahnya. Ia berkata : ‘Wahai manusia! Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan berpegang teguhlah dengan ketaatan dan persatuan, karena persatuan itu adalah tali Allah yang telah Dia perintahkan. Sungguh, apa yang dibenci dalam ketaatan dan persatuan, lebih baik dari apa yang disenangi dalam perpecahan.’”

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah SWT…

Kita hidup didunia ini sebagai makhluk sosial, yang tidak dapat hidup sendirian , yang satu membutuhkan yang lainnya. Oleh karenannya kita tidak boleh berbuat sesuatu berdasarkan ego masing-masing, yang disebut egoistis atau egoisme, yang penting diri sendiri beruntung tidak peduli dengan kesusahan orang lain.

Islam sangat melarang orang yang mementingkan diri sendiri, berfoya-foya hidup mewah diatas penderitaan orang lain, bahkan dalam hal jual beli saja harus sama-sama ridlo, tidak boleh ada salah satu yang merasa dirugikan , apalagi saling menipu untuk memtingkan dirinya sendiri tanpa melihat bagaimana orang lain , apakah dia rela atau malah hatinya sakit disebabkan oleh kita.

Kalua kita menginginkan persatuan dan kesatuan sebuah bangsa, maka harus diciptakan kedamaian dengan menciptakan persatuan dan kesatuan. Jika ingin persatuan dan kesatuan dapat tercapai dengan baik maka kepentingan umum hendaknya lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadi, jangan hanya mementingkan dirinya masing-masing.

Masyiral Muslimin rahimakumullah…

Mari kita perkuat persatuan dan kesatuan bangsa, menghormati keberagaman dan perbedaan dalam setiap aspek kehidupan kita. Jadikan takwa sebagai kompas yang membimbing kita dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Dengan demikian, kita dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat, membangun fondasi persatuan yang kokoh dan harmonis.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.

بَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم، وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Tags: khutbah jumat, naskah khutbah jumat, teks khutbah jumat, khutbah jumat tentang persatuan