Khutbah Jumat: 4 Alasan Mengapa Kita Penting Tuntaskan Amalan Jelang Ramadhan Berakhir

Khutbah Jumat: 4 Alasan Mengapa Kita Penting Tuntaskan Amalan Jelang Ramadhan Berakhir

13/03/2025 23:55 ADMIN

Foto: freepik

Oleh: KH M Firdaus BA MA PhD, anggota Komisi Fatwa MUI Kota Tangerang 


اَلسَّلامُ عَليْكُمْ وَرَحْمَةاُللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ ييَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَدَّى الْأَمَانَةَ، وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَنَصَحَ لِلْأُمَّةِ، وَجَاهَدَ فِي اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِهِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ عَلَيْهِمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.

أما بعد. فَيَآعِبَادَ اللّٰهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى ا للّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُممْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ تَعَالٰى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.[سورة البقرة/2: 185]

Tiada kata yang lebih pantas kita lantunkan di kesempatan yang berbahagia ini melainkan ucapan syukur alhamdulillah, yang mana Allah Subhanahu w Ta’ala masih mempercayakan kehidupan ini kepada kita dengan memanjangkan umur kita dengan terus mengoptimalkan ketaatan kita kepadaNya. Sebagaimana firman-Nya :

 وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُّعَمَّرٍ وَّلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهٖٓ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ 

"Tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, kecuali (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allah." (QS Fathir: 11). 

Bahwasanya umur yang Allah karuniakan kepada kita cukup bagi kita untuk berfikir tentang kekuasaanNya. Allah Subhanahu w Ta’ala berfirman :

اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ 

"Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa (yang cukup) untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir." (QS Fathir: 37)

Ramadhan diibaratkan seperti tamu yang agung, datang menyapa kita dengan mebawa banyak kemulian dan kebaikan. Allah menjanjikan di dalamnya ampunan dosa, membebaskan hamba-hambaNya yang beriman dari neraka.

Setiap amal kebaikan dilipat gandakan, peluang dan potensi beramal baik pun dimudahkan, karena pada bulan ini Allah SWT membuka seluruh pintu-pintu surga, sehingga fitrah orang-orang yang beriman akan bersegera menyambut setiap amal yang akan mendekatkan dia kepada-Nya. Setan dan jin pendurhaka pun dibelenggu, sehingga bisikan-bisikan buruk mereka tidak mengotori amal dan ibadah hamba-hamba Allah yang beriman.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذذَا كَانَ أَوَلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا
بَابٌ ، وَيُنَادِيْ مُنَادٍ كُلَّ لَيْلَةٍ : يَا بَاغِيَ الْخَييْرِ أَقْبِلْ ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ ، وَلِلّٰهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذٰلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ. 

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Pada malam pertama Ramadlan syetan-syetan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun pintu yang terbuka dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satupun pintu yang tertutup, serta seorang penyeru menyeru, wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah, Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam Ramadlan." (HR at-Tirmidiz dan Ibnu Majah). 

Para hadirin sidang Jumat rahimakumullah

Hadits di atas mengisyaratkan bahwasanya Ramadhan bukanlah bulan yang biasa-biasa saja, kemulian yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya.

Saat ini kita sudah berada pada pengujung Ramadhan, tidak lama lagi ia akan pergi meninggalkan kita. Maka, jadikanlah perpisahan kita dengan Ramadhan menjadi perpisahan yang terindah, dengan menuntaskan amal-amal saleh yang kita lakukan di dalamnya.

Hadirin sidang Jumat rahimakumullah..

Rasulullah shalallahu a’laihi wasallam mencontohkan kepada kita seperti apa yang beliau lakukan pada hari-hari pengujung  Ramadhan. Ummul Mukminin menceritakan kepada kita:

كَانَ النَّبٍيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‌إِذَا ‌دَخَلَ ‌الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ.

“Rasulullah saw jika memasuki sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, mengencangkan sarungnya, dan menghidupkan malam-malamnya, serta membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari dan Muslim). 

Beberapa alasan mengapa kita harus menuntaskan amal ibadah kita di hari-hari terakhir Ramadhan, di antaranya :

1. Memastikan bukan golongan mereka yang gagal pada Ramadhan.

Hari-hari di pengujung Ramadhan seperti halnya ‘injury time’, seorang muslim hendaklah semakin bersungguh-sungguh dalam ketaatan dan ibadahnya, karena saat ini merupakan kesempatan kita untuk menutup kekurangan ibadah kita pada hari-hari sebelumnya.

Rasulullah shalallahu a’laihi wasallam pernah menyebutkan tiga golongan yang paling merugi, di antara mereka ialah yang tidak memanfaatkan kesempatan bulan ini untuk sebagai penggugur dari dosa-dosanya.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : رَغِمَ ‌أَنْفُ ‌رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَااهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجنَّةَ.

Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, ‘Celakalah seseorang, (saat) aku disebut-sebut di depannya dan ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku. Dan celakalah seseorang, Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan ampunan, dan celakalah seseorang yang kedua orang tuanya berusia lanjut namun kedua orang tuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga (karena kebaktiannya).” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah) 

2. Setiap amal akan di nilai dengan seperti apa sesorang mengakhirinya.

Rasulullah shalallahu a’laihi wasallam bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ

Dari Sahal bin Sa'ad RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amalan-amalan (seorang hamba) itu tergantung pada amalan-amalan penutupnya.” (HR Bukhari Muslim). 

3. Menggambarkan kemurnian fitrah

Ketika kedatangan Ramadhan begitu dirindukan, maka mengoptimalkan ibadah dan menuntaskannya merupakan sebaik-baik perpisahan. Rasulullah shalallahu a’laihi wasallam memerintahkan kita khusu’ dalam beribadah dengan membayangkan seakan-akan itu adalah ibadah terakhirnya.

Mengingat kematian dalam ibadah, menjadikan kita terus berusaha untuk memperbaiki ibadah, karena kita mengkhawatirkan itu merupakan ibadah terakhir.

عَنْ اِبْنِ عُمَرَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " صَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ كُنْتَ لَا تَرَاهُ فَإِنَّههُ يَرَاكَ وَأَيِسَ مِمَّا فِيْ أَيْدِي النَّاسِ تَعِشْ غَنِيًّا وَإِيَّاكَ وَمَا يَعْتَذِرُ مِنْهُ"

"Shalatlah seperti seseorang yang hendak berpisah, seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu. Berhentilah berharap pada apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan hidup kaya. Dan hindarilah segala hal yang bisa kamu beri alasan untuknya." (HR Baihaqi)

4. Untuk meraih kemuliaan malam Lailatul Qodar

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ

“...Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil....”

Semoga Allah SWT membimbing kita semua selalu ingat kepadaNya, bersyukur atas nikmatNya dan memperbaiki ibadah kepadaNya. Semoga Allah SWT kembali mempertemukan kita dengan Ramadhan di tahun yang akan datang . Aamiin.

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْههِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Tags: khutbah jumat, khutbah jumat ramadhan, amalan ramadhan, amalan amalan ramadhan, bulan ramadhan