Ketua MUI Berharap Paus Leo XIV Peduli Kemerdekaan Palestina

Ketua MUI Berharap Paus Leo XIV Peduli Kemerdekaan Palestina

09/05/2025 19:32 ADMIN

JAKARTA, MUI.OR.ID– Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai pemimpin umat Katolik dunia. 

Kardinal Robert Prevost resmi menjadi Paus ke-267 pada Kamis (8/5/2025) waktu setempat usai Konklaf. Asap putih yang keluar dari Kapel Sistina menandai terpilihnya Paus baru. Kardinal Robert Provest memilih nama Leo XIV yang akan memimpin gereja katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan.

"Selamat mengemban amanah mulia, kami berharap kepemimpinan Vatikan ke depan memberikan harapan kedamaian tidak saja di kalangan masyarakat Katolik, tapi juga di kalangan masyarakat beragama lain di berbagai wilayah dunia," kata Prof Sudarnoto dalam keterangan yang diterima MUIDigital, Jumat (9/5/2026) di Jakarta.

Prof Sudarnoto mendoakan agar Paus Leo XIV senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan untuk mengemban amanah sebagai pemimpin umat Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan. 

Prof Sudarnoto berharap kepemimpinan Paus Leo XIV bersama seluruh elemen masyarakat lain menjadi problem solver (pemecah masalah) atas krisis kemanusiaan dan krisis lainnya seperti yang terjadi di Gaza hari ini. 

"Semoga Paus Leo XIV juga menjadi trendsetter yang mengarahkan dunia baru yang merdeka, berdaulat, damai dan sejahtera. Semoga kepemimpinan baru Vatikan semakin kokoh dalam menghentikan kejahatan Israel," lanjutnya. 

Lebih lanjut, Prof Sudarnoto berharap Paus Leo XIV dapat mengoreksi kebijakan luar negeri Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menimbulkan goncangan. 

Menurutnya, peradaban dunia saat ini sedang dicabik-cabik dan dihancurkan oleh kekuatan negara yang intoleran dan yang secara terus menerus melakukan kerusakan di dunia. 

Lebih lanjut, dia menyampaikan kekuatan negara jahat ini tidak memperdulikan ajaran agama, kemanusiaan, kedamaian, dan kerukunan antara agama dan peradaban. 

Namun, yang ditunjukkan oleh negara tersebut adalah birahi imperialis, pendudukan, penghancuran, dan penguasaan. Prof Sudarnoto menegaskan kesombongan tersebut adalah musuh bersama. 

"Sudah waktunya saat ini memperkokoh jaringan dan kerja sama tidak saja antar pemeluk agama-agama yang berbeda, akan tetapi juga antar kelompok masyarakat, golongan dan peradaban yang berbeda," kata Prof Sudarnoto. 

(Sadam/Azhar)

Tags: Palestina