Khutbah Jumat: Jihad Palestina, Meneguhkan Solidaritas Umat Islam di Tengah Kezaliman Global

Khutbah Jumat: Jihad Palestina, Meneguhkan Solidaritas Umat Islam di Tengah Kezaliman Global

18/04/2025 06:57 ADMIN

Foto: freepik 

Oleh: DR KH M Soleh Hapudin MSi, Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Kota Tangerang

السَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَركَاتُه
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ،

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَا رِكْ عَلٰى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ وَنَصَرَهُ وَوَالَاهُ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللّٰهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى :أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah SWT

Hari ini, kita berkumpul di mimbar Jumat yang mulia, dalam suasana yang penuh harap akan rahmat dan pertolongan Allah SWT. Namun di saat yang sama, saudara-saudara kita di Palestina sedang menghadapi kenyataan yang sangat pahit—penindasan, penjajahan, dan pembantaian yang terus berlangsung tanpa henti. Setiap hari kita disuguhkan berita pilu dari Gaza dan Tepi Barat, di mana anak-anak kehilangan orang tua mereka, para ibu menggendong jenazah bayinya, dan para ayah syahid dalam upaya menyelamatkan keluarganya dari gempuran bom.

Ketika kita berbicara tentang jihad Palestina, maka kita sedang membicarakan jihad kemanusiaan, jihad melawan penjajahan, jihad mempertahankan tanah suci, dan jihad mempertahankan identitas umat Islam yang terus dilucuti oleh musuh-musuh agama ini. Allah SWT berfirman:

وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

Artinya “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." 
(QS Al Baqarah: 190)

Jihad Palestina adalah bentuk pembelaan terhadap tanah wakaf umat Islam, yakni Baitul Maqdis yang menjadi kiblat pertama umat ini, tempat Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW, dan merupakan tanah yang diberkahi Allah SWT.

Solidaritas terhadap Palestina adalah kewajiban keimanan dan kemanusiaan. Bukan sekadar empati, tetapi bentuk nyata dari ukhuwah Islamiyyah, tanggung jawab kolektif umat, dan implementasi jihad dalam konteks global. Jihad bukan semata-mata pertempuran bersenjata, melainkan juga, jihad dengan doa, harta, advokasi, pengetahuan, dan sikap politik yang tegas.

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah SWT

Di tengah dentuman bom yang tak henti mengguncang Gaza, di atas reruntuhan bangunan yang pernah menjadi rumah, sekolah, dan rumah sakit, saat darah anak-anak, perempuan, dan orang tua Palestina mengalir membasahi bumi syuhada itu—umat Islam di seluruh dunia hari ini dipanggil untuk menyatukan hati, menyatukan doa, dan menyatukan sikap.

Sebagaimana diketahui, agresi militer terhadap Gaza sejak Oktober 2023 hingga kini telah menelan lebih dari 50 ribu jiwa syahid, mayoritasnya adalah perempuan dan anak-anak. Ratusan ribu lainnya luka-luka dan mengungsi dalam kondisi tanpa air, listrik, obat-obatan, dan makanan.

Rumah-rumah hancur, masjid-masjid roboh, sekolah dijadikan target, dan rumah sakit lumpuh. Di tengah penderitaan itu, dunia internasional lebih banyak diam, atau bahkan berpihak pada penjajah. Inilah kenyataan tragis bahwa umat Islam hari ini tengah menghadapi kezaliman global yang terorganisasi

Namun, di tengah gelapnya penjajahan ini, ada sinar yang tak padam: semangat jihad dan keteguhan rakyat Palestina. Mereka yang hidup dalam blokade, tetap shalat berjamaah, tetap mengajar di bawah tenda, tetap melantunkan ayat-ayat suci di antara reruntuhan, dan tetap menyebut nama Allah dalam setiap desah napas mereka. Mereka adalah potret nyata ayat Allah:

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضٰى نَحْبَهٗۙ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْتَظِرُ ۖوَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلًاۙ

Artinya: “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu.614) Mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya) (QS Al Ahzab : 234)

Jika saudara kita di Palestina hari ini dizalimi, maka kewajiban kita adalah menolong dengan doa, harta, advokasi, media, dan sikap nyata. Menyuarakan kebenaran, mendidik umat tentang realitas Palestina, dan menolak segala bentuk normalisasi terhadap penjajahan adalah bagian dari jihad kultural dan politik yang harus diteguhkan.

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah SWT

Meski penderitaan yang dialami saudara kita di Palestina begitu berat, namun kita sebagai umat yang beriman tidak boleh kehilangan harapan. Dalam sejarah Islam, ujian berat selalu menjadi pintu pembuka kemenangan. Lihatlah bagaimana kaum Muslimin saat Perang Khandaq berada dalam kelaparan dan ketakutan, namun Allah menurunkan pertolongan-Nya.

Begitu pula hari ini, rakyat Palestina telah menunjukkan kepada dunia bahwa keteguhan iman, kesabaran, dan keikhlasan akan melahirkan kemenangan yang hakiki. Mereka tetap menjalankan salat di reruntuhan masjid, tetap menghafal Alquran dalam gelap gulita, dan tetap menyebut nama Allah meski nyawa di ujung senjata.

Keyakinan inilah yang harus kita tanamkan kepada generasi muda: bahwa kemenangan itu pasti, dan syahid adalah kemuliaan. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Artinya : “Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin” (QS Ali Imran 139)

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah SWT

Di pengujung khutbah ini, izinkan kami mengajak segenap hati yang masih memiliki nurani, jiwa yang masih digerakkan oleh iman, dan akal yang masih hidup oleh petunjuk Alquran, untuk bersama-sama meneguhkan sikap, menyatukan tekad, dan memperkuat barisan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Kita bukan sekadar penonton sejarah, melainkan seharusnya menjadi pelaku dalam babak peradaban ini—peradaban yang menolak kezaliman, membela kemanusiaan, dan menegakkan tauhid dengan sepenuh keimanan.

Perjuangan saudara-saudara kita di Palestina adalah pengingat bahwa kemuliaan hidup bukanlah diukur dari panjangnya usia atau kelimpahan dunia, melainkan dari sejauh mana hidup itu digunakan untuk menolong kebenaran dan menolak kezaliman.

Jihad bukan hanya di medan tempur, tapi juga di mimbar, media, ruang akademik, ruang dakwah, dan di pasar—di setiap ruang di mana kita bisa menunjukkan bahwa kita peduli dan berpihak pada yang benar. Rasulullah SAW pun bersabda

 أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

Artinya "Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kalimat kebenaran di hadapan penguasa yang zalim."
(HR Ahmad dan Abu Dawud)

Kini, dunia menyaksikan bagaimana rakyat Palestina melakukan jihad yang utuh: jihad dengan darah, dengan sabar, dengan anak-anak yang tetap menghafal Qur’an di bawah tenda, dengan ibu-ibu yang tetap bertakbir di atas puing-puing rumah. Maka, sebagai umat yang memiliki hati, akal, dan iman, kita tak boleh tinggal diam.

Ketahuilah, bahwa setiap bentuk dukungan terhadap Palestina, sekecil apapun, akan dihitung oleh Allah SWT sebagai amal jihad yang luhur. Baik dengan doa yang tulus, infak yang ikhlas, tulisan yang membela kebenaran, atau ucapan yang menginspirasi perjuangan. Inilah bentuk jihad kontemporer yang menjadi ladang pahala besar bagi umat yang sadar dan peduli. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad: 7)

Dan Rasulullah SAW pun bersabda:

مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا

"Barang siapa mempersiapkan perlengkapan bagi seorang mujahid di jalan Allah, maka ia dianggap ikut berjihad. Dan barang siapa menjaga keluarga seorang mujahid dengan kebaikan, maka ia pun telah berjihad."

Maka di akhir khutbah ini, mari kita kobarkan harapan, nyalakan doa, dan teguhkan komitmen untuk terus berdiri bersama Palestina. Jadikan setiap detak jantung kita bagian dari perjuangan mereka. Setiap infak kita sebagai pelindung mereka.

Semoga Allah SWT menguatkan hati kita, membersamai perjuangan saudara-saudara kita di Palestina, dan mencatat langkah kita sebagai bagian dari pembela kebenaran di tengah kezaliman global.

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمِاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Tags: jihad palestina, kemerdekaan palestina, perang gaza, jalur gaza, israel, palestina, majelis ulama indonesia