Islam di Kamboja: Minoritas yang Diakui dan Dihormati Negara

Islam di Kamboja: Minoritas yang Diakui dan Dihormati Negara

06/08/2024 06:25 JUNAIDI

JAKARTA, MUI.OR.ID— Perwakilan dai dari Kamboja, Ustadz Thorm Sharon berbagi pengalaman tentang penerapan Islam wasathiyah di Kamboja.

Hal itu dia sampaikan di sela-sela kehadirannya dalam Konferensi Internasional Dai Asia Tenggara di Jakarta, Kamis (25/7/2024) yang digelar Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam rangka Milad ke-49 MUI lalu.

Menurut Ustadz Thorm, penerapan Islam Wasathiyah juga sangat penting diterapkan di negaranya yakni Kamboja yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.

Dia menjelaskan, umat beragama Buddha di Kamboja lebih dari 90 persen. Sementara umat Muslim sekitar 6-7 persen dari populasi penduduk Kamboja.

“Dulu mereka sangat dibatasi, tetapi keadaan sekarang semakin baik," kata Ustadz Thorm.

Ustadz Thorm menyebut, pemerintah Kamboja sekarang ini sangat memperhatikan kondisi umat Muslim di negaranya. Hal ini bisa dilihat dari perhatian pemerintah yang mengangkat para ustad di Kamboja menjadi pegawai negeri sehingga, para ustadz di Kamboja kini memiliki gaji.

Lebih lanjut, Ustadz Thorm menyampaikan, pemerintah Kamboja mengizinkan adanya pembangunan masjid. Selain itu, setiap tahun, pemerintah juga mengadakan kegiatan buka puasa bersama pada saat umat Muslim sedang menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

"Di setiap provinsi, gubernur diwajibkan untuk mengadakan acara serupa. Selain itu, setiap rumah sakit, dan kantor perdana menteri harus memiliki mushala. Ini menunjukman komitmen pemerintah terhadap kebutuhan ibadah umat Islam," kata Ustadz Thorm alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pemerintah juga mengizinkan umat Islam untuk memiliki perwakilan di MPR, DPR, dan gubernur.

"Di provinsi yang banyak Muslim, juga diutamakan gubernurnya adalah Muslim yang kompeten," ungkap Ustadz Thorm.

Ustadz Thorm mengungkapkan, banyak alumni dari universitas di Indonesia yang kini berperan penting di pemerintahan Kamboja.

"Salah satunya adalah alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian Kamboja, serta alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menjabat sebagai Wakil Menteri Perdagangan Kamboja," ungkapnya.

Selain itu, Kamboja akan menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Muslim pada November 2024. Ustad Thorm menambahkan bahwa Komiti Halal Kamboja telah terbentuk sejak 2017 dan mulai menjalankan sertifikasi halal sejak 2019. "Kami juga akan menjalin kerja sama MoU halal dengan Indonesia," tambahnya.

Perubahan positif dalam kebijakan pemerintah Kamboja terhadap umat Islam menunjukkan upaya yang signifikan dalam menciptakan harmoni sosial dan meningkatkan partisipasi umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan. (Latifahtul Jannah/Sadam, ed: Nashih)

Tags: da'i kamboja, mui