
Hadiri Peluncuran 3 Buku Buya Anwar Abbas, Prof Sudarnoto: Beliau Seorang Konstitusionalis
18/02/2025 16:04 ADMINJAKARTA, MUI.OR.ID--Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) merayakan milad ke-70 dengan meluncurkan tiga buku yang ditulis olehnya. Kegiatan peluncuran tiga buku tersebut digelar di Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (15/2/2025).
Sejumlah tokoh terlihat menghadiri perayaan milad ke-70 sekaligus peluncuran 3 buku karya Buya Anwar Abbas. Salah satunya adalah Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim.
Kepada MUIDigital, tokoh yang dikenal dekat dengan Buya Anwar Abbas ini membagikan pandangannya terhadap sosok Buya Anwar Abbas.
Prof Sudarnoto menyebut Buya Anwar Abbas adalah sosok konstitusionalis sejati. Hal ini karena Buya Anwar Abbas memiliki landasan argumentasi yang kuat dalam mengkritisi setiap fenomena yang terjadi.
Landasan argumentasi tersebut diarahkan kepada kebijakan presiden, menteri, maupun pejabat lainnya yang Buya Anwar Abbas yakini ada sebuah keganjilan atau tidak memihak kepada kepentingan rakyat.
Prof Sudarnoto mengungkapkan, Buya Anwar Abbas sangat sensitif terhadap ketidakadilan. Prof Sudarnoto yang terlibat sebagai editor di salah satu buku yang diluncurkan Buya Anwar Abbas yang berjudul "Respons Anak Kampung untuk Umat, Bangsa dan Dunia" membagikan kisah Buya Anwar Abbas dalam buku tersebut.
Prof Sudarnoto mengatakan, buku tersebut menceritakan bagaimana pandangan Buya Anwar Abbas terkait ketidakadilan dan praktik ekonomi. Dalam buku tersebut juga memuat kritikan Buya Anwar Abbas terhadap oligarki hingga ketidakadilan yang terjadi di Palestina.
"Salah satu ciri menonjol di benak saya itu argumentasi yang diberikan, pikiran-pikiran Buya Anwar Abbas yang disampaikan itu sering berdasarkan keyakinan kebenaran agama. Agama menjadi sumber yang sangat penting dalam mengelola bangsa dan negara ini. Ini landangan penting yang sering dikutip," kata Prof Sudarnoto.
Tidak hanya sumber agama, menurut Prof Sudarnoto, sosok Buya Anwar Abbas dalam memberikan pandangan kritisnya dasar argumentasinya bersumber pada konstitusi, baik Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 maupun Undang-Undang dasar 1945.
"Saya ingin mengatakan Buya Anwar Abbas itu punya landangan argumentasi yang kuat dalam memperbincangkan atau mengkritisi fenomena-fenomena yang terjadi. Kritik yang ditujukan kepada presiden atau siapa saja," ungkapnya.
Menurutnya, tidak berlebihan jika Buya Anwar Abbas disebut sebagai sosok yang konstitusionalis. Sebab, Buya Anwar Abbas selalu memihak kepada konstitusi.
"Beliau juga seorang alim ulama yang berusaha untuk terus menerus mengingatkan berbagai pihak termasuk penyelenggara negara ini untuk tidak melupakan atau menyingkirkan agama. Agama menjadi bagian penting yang tertuang dalam sila pertama Pancasila, itu sering dilakukan Buya Anwar Abbas," kata Guru Besar UIN Jakarta ini.
Prof Sudarnoto menekankan, Buya Anwar Abbas adalah sosok seorang alim ulama yang menegaskan peran-peran agama dalam kehidupan agama harus ditegakkan.
"Dalam waktu bersamaan dia adalah sosok yang humanis. Seorang humanis yang sangat peduli dan sensitif sekali terhadap kesenjangan ekonomi. Terhadap ketidakadilan yang muncul di berbagai tempat terkait kemiskinan dan sebagainya," paparnya.
Prof Sudarnoto menuturkan, Buya Anwar Abbas berusaha untuk menolong orang-orang miskin melalui berbagai tindakan konkrit. Di tingkat tertentu, melalui pikiran dan pernyataannya, Buya Anwar Abbas menunjukkan betapa kuatnya sense of humanity (rasa kemanusiaan).
"Buya Anwar Abbas seorang ulama, pemimpin yang menggerakkan pemimpin umat Islam, tetapi sekaligus konstitusionalis yang menegakkan dan memegang teguh konstitusi. Itu dedikasi kepada kemanusiaan," ucapnya.
Selain itu, Prof Sudarnoto melihat Buya Anwar Abbas sebagai sosok yang sangat sederhana dalam kehidupan duniawinya.
"Sebagai seorang yang berada di puncak MUI dan Muhamadiyah, tetap menjaga kesederhanaan dalam kehidupan duniawinya. Tidak silau dengan kemewahan dunia. Kalau mau dia pasti bisa. Tapi dia tidak mau, seperti yang ditulis dalam buku, dia tidak mau terpenjara," jelasnya.
Lebih lanjut, Prof Sudarnoto menambahkan, Buya Anwar Abbas sosok yang tidak tergoda dengan kepentingan-kepentingan duniawi. Padahal, menurutnya, kerap kali orang-orang tergoda dengan kepentingan-kepentingan duniawi.
Kemudiaan, Buya Anwar Abbas adalah sosok yang memiliki sikap berterus terang kepada siapapun dengan berkomunikasi secara lugas. Tidak heran, banyak yang terkaget-kaget dengan pernyataan yang disampaikan Buya Anwar Abbas.
"Tetapi keterusterangan, kejujurannya, menjadi bagian penting dalam kehidupannya. Terakhir, saya kira sifat yang penting juga dimiliki orang lain (dari sifat Buya Anwar) adalah kepeduliaan. Dia adalah caring person, melindungi siapa saja, agar tidak tersengsarakan," tutupnya.
Peluncuran 3 buku Buya Anwar Abbas tersebut berjudul "Tuhan Tidak Pernah Tidur", "Biografi Buya Anwar Abbas", dan "Respons Anak Kampung untuk Umat, Bangsa, dan Dunia".
peluncuran tiga buku karya Buya Anwar Abbas dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, Ketua MUI Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Ni'am Sholeh, Ketua MUI Bidang Dakwah KH Cholil Nafis, Wasekjen MUI Bidang Infokom H Asrori S Karni, Bendahara Umum PP Muhamadiyah Hilman Latief, pendiri CT Corp Chairul Tanjung, dan Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay.
(Sadam ed: Fakhruddin)
Tags: Buya Anwar Abbas, Prof Sudarnoto