Festival Syawal LPPOM 2025 Fokus Sektor Penggilingan Daging Halal

Festival Syawal LPPOM 2025 Fokus Sektor Penggilingan Daging Halal

06/05/2025 21:22 ADMIN

JAKARTA, MUI.OR.ID — Direktur Utama LPPOM, Muti Arintawati, menegaskan bahwa Festival Syawal 1446 H fokus pada sektor penggilingan daging halal. Ini merupakan bentuk nyata komitmen LPPOM dalam mendukung pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Langkah LPPOM ini didukung penuh pemerintah, pengusaha, perbankan, bahkan Bank Indonesia. 


“Festival Syawal LPPOM merupakan bentuk nyata komitmen LPPOM dalam mendukung pelaku UMK, kami memilih tema Perkuat Halal dari Hulu Melalui Penggilingan Daging Halal karena peluang terjadinya percampuran antara daging halal dan haram serta penggunaan bahan atau bumbu tambahan yang kehalalannya belum jelas seperti pedagang bakso dan rumah makan yang mayoritas adalah pelaku UMK,” ujarnya dalam acara puncak Festival Syawal 1446 H yang berlangsung pada Selasa (6/5/2025) di Hotel Gren Alia, Jakarta.

Muti menjelaskan bahwa sektor penggilingan daging dipilih karena memiliki risiko tinggi terhadap potensi percampuran antara bahan halal dan non-halal


Langkah konkret tersebut dilakukan LPPOM sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem halal nasional. LPPOM mendorong sertifikasi halal dari sisi hulu, khususnya pada sektor jasa penggilingan daging, yang menjadi bagian krusial dalam rantai pasok halal.

Permasalahan utama dalam rantai pasok produk halal di Indonesia sering ditemukan pada tahapan awal produksi. Ketua Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (APMISO), Lasiman, menyebutkan bahwa pada tahun 2024 lebih dari 70 persen daging sapi yang beredar di pasaran diserap oleh pedagang bakso, namun hanya sekitar 1,5 persen dari mereka yang telah tersertifikasi halal. Hal ini menunjukkan pentingnya penguatan sistem jaminan produk halal (SJPH) dari sisi hulu.

Sebagai respons, LPPOM menggelar Festival Syawal 1446 H dengan tema “Perkuat Halal dari Hulu melalui Penggilingan Daging Halal.” Kegiatan ini menghadirkan solusi konkret melalui fasilitasi sertifikasi halal untuk 103 jasa penggilingan daging di 19 provinsi. Sebanyak 72 penggilingan difasilitasi secara mandiri, sementara 31 penggilingan di Bangka Belitung difasilitasi oleh Bank Indonesia setempat.

Tak hanya itu, LPPOM turut meluncurkan proyek percontohan layanan penggilingan daging halal di Bogor dan Makassar. Sosialisasi dan edukasi halal juga dilakukan secara masif kepada lebih dari 1.000 peserta di berbagai daerah di Indonesia, guna membangun rantai pasok halal yang utuh dan berkelanjutan.

Pemerintah turut mendukung penguatan industri halal nasional, yang salah satunya disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurahman. Dalam sambutannya secara daring, ia menekankan bahwa Festival Syawal LPPOM menjadi momentum penting dalam memperkuat sektor UMKM halal. 

“Indonesia merupakan pasar yang sangat menentukan dalam perdagangan produk halal dunia, dengan 87 persen dari 260 juta penduduknya adalah muslim,” katanya.

Maman menambahkan bahwa pemerintah menargetkan penerbitan 3,5 juta sertifikat halal secara nasional pada tahun 2025. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi antar-kementerian dan lembaga serta keterlibatan berbagai pihak untuk mempercepat pencapaian target tersebut.

Sektor perbankan syariah pun menyatakan komitmennya. Senior Vice President Islamic Ecosystem dari Bank Syariah Indonesia (BSI) M Syukron Habiby menilai sektor industri halal sangat potensial berdasarkan posisi strategis Indonesia dalam peta ekonomi halal global. 

Indonesia bahkan menempati peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) versi State of the Global Islamic Economy Report 2023.

Senada dengan itu, Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI), Anna Setyawati, menyampaikan pentingnya penguatan dari sisi hulu. Strategi Bank Indonesia mencakup penguatan RPH dan juru sembelih halal (juleha), peningkatan kapasitas pendamping PPH, serta perluasan edukasi halal bagi masyarakat.

Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS sekaligus Plt Direktur Industri Produk Halal, Putu Rahwidhiyasa, menyatakan bahwa sektor penggilingan daging halal merupakan bagian penting dalam rantai nilai halal global. 

Ia menegaskan perlunya program pembinaan dan skema insentif bagi pelaku usaha yang berkomitmen terhadap kehalalan proses produksi.

 “Kami mengapresiasi LPPOM atas komitmen dalam menggerakkan halal dari hulu,” ujarnya.

Sementara itu, Kasubag Kepala Mental Spiritual Biro Pendidikan dan Mental Spiritual (Dikmental) DKI Jakarta, H. Herman S. Ag, M.Si., menyoroti dimensi spiritual dari produk halal. “Produk halal menyangkut aspek keimanan, sehingga setiap Muslim wajib memastikan apa yang dikonsumsi, digunakan, dan dilakukan sesuai dengan prinsip halal tanpa kompromi. Melanggar prinsip ini berarti mengabaikan kewajiban,” tegasnya.

Dengan pendekatan kolaboratif dan fokus dari sisi hulu, LPPOM kembali menunjukkan peran strategis dalam membangun ekosistem halal nasional yang kuat dan berdaya saing global. Sertifikasi halal bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan bagian dari transformasi ekonomi, sosial, dan spiritual menuju Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. (Yunita/Azhar)

Tags: Festival Syawal LPPOM, Festival Syawal 2025