
Dzulqadah dan Mengapa Bulan Haram Dimuliakan? Ini Dalil dan Hikmahnya
22/05/2025 18:35 ADMINFoto: freepik
JAKARTA, MUI.OR.ID – Umat Islam saat ini tengah berada di masa istimewa dalam kalender Hijriyah, yaitu bulan-bulan haram. Dalam ajaran Islam, keempat bulan tersebut Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab diberi kedudukan suci yang tidak setara dengan waktu-waktu lain dalam setahun.
Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Abdul Muiz Ali, menjelaskan bahwa bulan-bulan haram disebut langsung dalam Alquran dan diperkuat oleh berbagai riwayat ulama terdahulu.
اختار الله الزمان، وأحبّ الزمان إلى الله الأشهر الحرم، وأحبّ الأشهر الحرم إلى الله ذو الحجة، وأحبّ ذي الحجة إلى الله العشر الأُوَل
“Allah memilih waktu, dan waktu yang paling dicintai Allah adalah bulan-bulan haram; yang paling dicintai-Nya dari bulan-bulan haram adalah Dzulhijjah; dan yang paling dicintai dari Dzulhijjah adalah sepuluh hari pertamanya.” (Riwayat Ka‘ab
sebagaimana dikutip dalam karya para ahli tafsir)
Kiai Muiz menambahkan ayat-ayat Alquran seperti surat Al-Hajj ayat 30 dan 32 menegaskan pentingnya mengagungkan waktu dan simbol-simbol suci. Allah SWT berfirman:
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ
“Demikianlah, dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu berasal dari ketakwaan hati.” (QS Al-Ḥajj [22]: 32)
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ عِندَ رَبِّهِ
“Demikianlah, dan barang siapa mengagungkan larangan-larangan Allah, maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya.” (QS Al-Ḥajj [22]: 30)
Menurut Kiai Muiz, pengagungan terhadap bulan-bulan haram adalah cerminan dari kemuliaan hati dan kesadaran spiritual seseorang, bukan sekadar bentuk simbolik. Imam Qatadah rahimahullah, seorang ulama tabi‘in, pernah berkata:
إنّ الله اصطفى صَفَايا من خَلقه، اصطفى من الملائكة رسلًا، ومن الناس رسلًا، واصطفى من الكلام ذِكْرَه، واصطفى من الأرض المساجد، واصطفى من الشهور رمضان والأشهر الحرم، واصطفى من الأيام يوم الجمعة، واصطفى من الليالي ليلة القدر، فَعَظِّموا ما عَظّم الله؛ فإنما تُعَظَّم الأمور بما عظّمها الله به عند أهل الفهم وأهل العقل
“Sesungguhnya Allah telah memilih bagian-bagian terbaik dari ciptaan-Nya. Dia memilih malaikat sebagai rasul, dari manusia juga rasul, dari perkataan Dia memilih zikir-Nya, dari bumi Dia memilih masjid, dari bulan-bulan Dia memilih Ramadhan dan bulan-bulan haram, dari hari-hari Dia memilih hari Jumat, dan dari malam-malam Dia memilih Lailatul Qadar. Maka agungkanlah apa yang diagungkan oleh Allah. Karena sesungguhnya segala hal dimuliakan sejauh mana Allah memuliakannya, menurut pandangan orang-orang yang paham dan berakal.”
Kiai Muiz menambahkan bahwa pelanggaran pada bulan haram akan dilipatgandakan dosanya, sebagaimana kebaikan akan dilipatgandakan pula pahalanya. “Kesucian waktu menuntut kesucian perilaku,” ujarnya.
Dengan memahami kedudukan bulan haram, umat Islam diajak untuk memperbanyak amal, menjauhi maksiat, dan menjadikan waktu ini sebagai jendela spiritual mendekat kepada Sang Pencipta. (Miftahul Jannah/Latifahtul J, ed: Nashih)
Tags: dzulqaidah, dzulqadah, keutamaan dzulqadah, empat bulan hurum, bulan hurum, majelis ulama indonesia