Di Silatnas Pemilu Damai MUI, Ini Seruan Para Tokoh Majelis Lintas Agama

Di Silatnas Pemilu Damai MUI, Ini Seruan Para Tokoh Majelis Lintas Agama

16/01/2024 20:28 ADMIN

JAKARTA, MUI.OR.ID—Sejumlah tokoh majelis-majelis lintas agama ikut menghadiri kegiatan Silaturrahim Nasional Pemilu Damai yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Grand Sahid Jaya Jakarta Pada selasa (16/1/2023).

Para tokoh tersebut hadir dan ikut serta menyampaikan seruan perdamaian dan persatuan menghadapi gelaran Pemilu mendatang, di antaranya adalah Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia, Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Pdt Gomar Gultom, Ketua Umum Konferensi Waligereja Indonesia Antonius Subianto Bunjamin.

Di samping itu, hadir juga Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia, Philip Widjaja, dan Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, XS Budi Santoso Tanuwibowo.

Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia, Wisnu Bawa Tenaya menyampaikan, sejatinya Pemilu adalah sarana untuk memilih seorang pemimpin. Menurut dia, pemimpin adalah seorang leader untuk diteladani sekaligus seorang manager untuk mengatur bangsa ini.

Menghadapi Pemilu kali ini, dia mengajak umat untuk mengingat kembali lagu kebangsaan Indonesia Tiga Stanza. Menurutnya, umat harus memilih pemimpin yang jelas memiliki kejujuran, adil, dan dapat membawa perdamaian.

“Semua warga negara Indonesia ingin rasa aman, damai, sejahtera, dan bahagia. Maka untuk itu kita harus ingat lagu kebangsaan Indonesia Tiga Stanza,” serunya.

Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia, Philip Widjaja dengan jelas menyatakan sikap mendukung penuh komitmen adanya Pemilu yang damai, jujur, dan sejahtera.

Menurutnya, jujur adalah bentuk tanggung jawab kepada Tuhan, sedangkan adil dan damai adalah tanggung jawab kepada rakyat Indonesia. 

Ketika dua tanggung jawab tersebut benar-benar diemban dan dilaksanakan dengan penuh amanah, menurutnya sangat mungkin terbentuk adanya Pemilu yang bermartabat di Indonesia.

“Maka nanti siapapun yang terpilih mari kita mendukung dan bersama kita melakukan kerja sama, melakukan hubungan yang baik, dan rukun untuk membangun Indonesia yang lebih adil dan makmur,” harap dia.

Selain itu, Ketua Umum Konferensi Waligereja Indonesia Antonius Subianto Bunjamin juga mengajak adanya persatuan yang kokoh sebagai sesama anak bangsa. Menurutnya, adanya bentuk penjajahan di Indonesia karena politik pecah belah.

Kemerdekaan Indonesia, kata dia, sejatinya adalah rangkaian historis adanya persatuan, kebangkitan nasional, sumpah pemuda, hingga proklamasi. “Seharusnya pesta (Pemilu) ini diliputi suka cita dan kesenangan, bukan ketegangan, serta persaudaraan dan bukan perpecahan,” kata dia.

Yang terakhir, seruan juga datang dari Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, XS Budi Santoso Tanuwibowo. Dia menyerukan syarat adanya Pemilu damai dan bermartabat hanya dapat diwujudkan dengan komitmen dari penyelenggara, pengawas, dan para pendukung Pemilu itu sendiri. 

Dia menyerukan, keberadaan tokoh agama dan penyelenggara negara tidak hanya menjadi simbol pelaksanaan Pemilu semata, tetapi menjadi bentuk nyata adanya komitmen yang tinggi dan peduli terhadap nasib negara ke depan. 

“Untuk itu, saya mengimbau kepada umat Konghucu untuk memilih pemimpin dengan hati nurani yang dalam. Bisikan bisa dating dari semua orang, tapi pastikan suara hati nurani yang menang,” seru XS Budi. (Rozi, ed: Nashih)

Tags: Silatnas MUI, Silaturahmi Nasional MUI, Pemilu 2024, Pemilu Damai