Catatan dari Tanah Suci: Penantian Panjang Mbah Sumbuk, Berhaji di Usia 109 Tahun

Catatan dari Tanah Suci: Penantian Panjang Mbah Sumbuk, Berhaji di Usia 109 Tahun

18/05/2025 20:11 ADMIN

Oleh: Muhammad Fakhruddin, Jurnalis MUIDigital dari Jeddah, Arab Saudi

JEDDAH – 
"Pripun Mbah prasaane (gimana perasaannya Mbah)," tanya saya ke Mbah Sumbuk Soma Dikrama saat tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Ahad (18/5/2025).

"Inyong wis tua prasaane pirang-pirang (saya sudah tua perasaannya macam-macam)," jawab si Mbah.

"Inyong ora bisa mlaku, karo kiye tangane kaku (saya engga bisa jalan, sama ini tangannya kaku)," imbuhnya. 

Mbah Sumbuk tercatat sebagai jamaah haji tertua Indonesia tahun ini, dengan usia 109 tahun.

Kedatangan Mbah Sumbuk di Bandara Jeddah mendapat perlakukan istimewa. Nenek kelahiran Kebuman, 5 Oktober 1916, ini dijemput menggunakan bus khusus yang dapat mengangkut kursi roda. Di dalam bus dari Jeddah ke Makkah, warga Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ini didampingi oleh seorang dokter pendamping dan tiga orang anggota keluarganya, yaitu anak, cucu, dan mantu.

Kendati kondisi kesehatan Mbah Sumbuk sempat mengalami penurunan dalam perjalanan di pesawat. Namun berkat penanganan cepat dari dokter pendamping dan semangat luar biasa dari sang nenek, kondisinya kini telah membaik.

Tenaga kesehatan pendamping, dr Murdiana, menyampaikan bahwa selama perjalanan sempat terjadi penurunan saturasi oksigen dan tekanan darah. “Kondisinya pada saat perjalanan menurun sedikit, tapi ibunya alhamdulillah semangatnya luar biasa,” ujarnya.

Tim medis sempat memberikan tindakan pertolongan berupa oksigen dan terapi cepat. “Kita sempat kasih oksigen, melakukan tindakan. Alhamdulillah beliau bersemangat untuk pulih kembali. Setelah minum dan makan, sudah bisa bicara lagi,” ungkap dr Murdiana.

Saat tiba di Jeddah, kondisi Mbah Sumbuk sudah menunjukkan perbaikan signifikan. “Saturasi sudah naik, tekanan darah juga membaik. Alhamdulillah bisa langsung bergabung dengan rombongan di Makkah,” tambahnya.

Saat ini kondisi kesehatan Nenek Sumbuk disebut sudah sangat membaik dan stabil. Selama di Makkah, ia akan terus didampingi oleh tim kesehatan dan petugas kelompok agar tetap terpantau selama menjalani rangkaian ibadah haji. “Kami akan terus mendampingi bersama petugas kelompok, beliau juga sudah mendapat terapi khusus,” kata dr Murdiana.

Untuk tempat tinggal selama di Makkah, Mbah Sumbuk direncanakan akan tinggal bersama tim agar pemantauan kondisi kesehatannya bisa lebih optimal.

Dengan tubuh renta namun semangat yang tetap menyala, Mbah Sumbuk menjalani perjalanan panjang dari Indonesia menuju Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Perjalanan haji ini merupakan buah dari penantian panjang. Ia mendaftar haji pada 19 Desember 2019, dan baru pada tahun ini mendapat kesempatan berangkat. Didampingi oleh keluarga dan tenaga kesehatan, kondisi Mbah Sumbuk terus dipantau agar dapat menjalani ibadah dengan aman dan nyaman.

Kehadiran Mbah Sumbuk menjadi inspirasi dan simbol semangat spiritual yang luar biasa bagi sesama jamaah. Meski usia sudah melewati satu abad, tekadnya untuk menunaikan ibadah haji tak pernah surut. 

Tags: Mbah Sumbuk, Jamaah Haji Tertua, Haji, Ibadah Haji, Jeddah