Buka Annual Conference on Fatwa Studies ke-8, KH Afifuddin Muhajir: Fatwa akan Dibutuhkan Sepanjang Zaman

Buka Annual Conference on Fatwa Studies ke-8, KH Afifuddin Muhajir: Fatwa akan Dibutuhkan Sepanjang Zaman

26/07/2024 18:25 ADMIN

JAKARTA, MUI.OR.ID– Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Maudluiyah KH Afifuddin Muhadjir membuka kegiatan Annual Conference on Fatwa MUI Studies (ACFS) 2024. 

"Marilah kita buka acara Annual Conference on Fatwa MUI Studies dengan membaca basmalah. Bismillahirrahmanirrahim," kata kiai Afif saat membuka ACFS 2024, Jumat (26/7/2024) di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat. 

Kegiatan ACFS ini digelar oleh Komisi Fatwa MUI pada 26-28 Juli 2024. Kegiatan ini juga sebagai rangkaian Milad ke-49 MUI. 

Dalam sambutannya, Kiai Afif menyatakan sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Ketua MUI Bidang Fatwa Prof Asrorun Ni'am Sholeh yang menyebut fatwa bisa salah tetapi tidak boleh bohong. 

"Saya sepakat bahwa fatwa bisa salah tapi tidak bisa bohong. Yang menyampaikan harus benar-benar memenuhi syarat untuk berfatwa," sambungnya. 

Menurutnya, kebutuhan terhadap fatwa akan terus berlangsung sepanjang zaman. Hal itu karena umat Islam terbagi menjadi dua kelompok, yakni alim dan awam. 

Kiai Afif mengatakan, bagi orang awam, wajib hukumnya untuk bertanya kepada pihak-pihak yang tau. "Akan tetapi, banyak orang yang sesungguhnya tidak tahu, tapi merasa dirinya tahu jadi dia tidak bertanya," sambungnya. 

Oleh karena itu, Kiai Afif menekankan terkait pentingnya pendidikan keagamaan dalam rangka merawat agar orang-orang yang memiliki keilmuan tetap berada sampai hari kiamat. 

"Pada suatu saat, ilmu agama akan hilang dengan wafatnya para ulama. Semenjak saya masuk ke MUI sering ditanya ulama ini siapa?," tuturnya. 

Kemudiaan, Kiai Afif melontarkan pertanyaan balik. Pertanyaan balik itu adalah apakah yang dimaksud ulama dalam pengertian umum atau pengertian khusus? 

"Kalau dalam pengertian umum, ulama adalah orang tangguh, para ilmuwan, padat ilmu. Alim artinya ilmuwan, dan bahasa modern ulama ahli astronomi, dan seterusnya. Itu secara umum," terangnya. 

Namun secara khusus, Wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menerangkan, ulama adalah yang berada di jalan Allah SWT. Mereka orang-orang yang rasa takwanya kuat dan memiliki pengetahuan yang mendalam. 

"Kemudian muncul pertanyaan, ilmu itu apa? Yang membuat kita dekat kepada Allah SWT, pengetahuan Allah SWT, Allah maha kuasa, Allah satu, dan seterusnya," tuturnya.

Hadir dalam pembukaan kegiatan ini, antara lain, Ketua MUI Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Ni'am Sholeh, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi KH Abdullah Jaidi, Wasekjen MUI KH Fahrur Rozi, Ketua Komisi Fatwa MUI KH Junaidi, Direktur Utama LPPOM MUI Muti Arintawati. 

Selain itu, kegiatan ini rencananya akan dihadiri oleh sejumlah narasumber, antara lain, Ketua BPH DSN MUI Prof KH Hasanuddin, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Moch Nur Ichwan, Guru Besar UIN Jakarta Prof Amin Suma, Sekjen Darul Ifta Mesir Syeikh Uwaidhah Othman, Dewan Fatwa Nasional Malaysia Dato Haji Nooh Gadot, Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta Dr Iffah Umniayati Ismail, dan Timbalan Mufti Kerajaan Brunei Darussalam Yang Mulia Dato' Seri Setia Dr Haji Jafar Bin Haji Mat Dain. (Sadam/Azhar)

Tags: ACFS ke-8, Annual Conference on Fatwa MUI Studies ke-8