Awal Dzulhijjah Mulai Hari Ini, Ketua MUI Ajak Umat Maksimalkan Puasa dan Qurban

Awal Dzulhijjah Mulai Hari Ini, Ketua MUI Ajak Umat Maksimalkan Puasa dan Qurban

28/05/2025 04:58 ADMIN

JAKARTA, MUI.OR.ID— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi, menyampaikan bahwa Hari Raya Idul Adha 1446 H akan dilaksanakan secara serentak pada Jumat, 6 Juni 2025.
Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers bersam Sidang Isbat di di Auditorium H M Rasjidi, Kemenag RI, Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).

Dalam kesempatan tersebut, dia mengingatkan pentingnya dua amalan utama menjelang Idul Adha sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, yakni puasa Tarwiyah Arafah dan ibadah qurban.

Kiai Abdullah mengimbau umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji untuk melaksanakan puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.

“Puasa di bulan Dzulhijah sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, terutama puasa Arafah yang penuh keutamaan,” tuturnya.
Selain itu, dia mengingatkan agar umat Muslim yang memiliki kemampuan tidak melewatkan kesempatan untuk berqurban.

Menurutnya, ibadah kurban merupakan bentuk kesalehan sosial dan wujud kepedulian terhadap sesama. “Barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka itu adalah tanda ketakwaan hati. Menambah rasa syukur ini, mari kita wujudkan dan aplikasikan dalam kehidupan kita,” kata dia.

Di akhir pernyataan, Kiai Abdullah turut menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama atas keterbukaan dan kolaborasi dalam proses sidang isbat yang telah menetapkan Idul Adha secara bersama.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI mengumumkan bahwa 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah/2025 Masehi jatuh pada hari Rabu 28 Mei 2025, sehingga Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.

"Kita menyimpulkan bahwa awal Dzulhijjah setelah menerima laporan dari para rukyatul hilal, maka kita bisa menyimpulkan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada Rabu 28 Mei 2025. Sehingga 10 Dzulhijjah atau Idul Adha bertepatan dengan hari Jumat, 6 Juni 2025," kata Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam Sidang Isbat di Jakarta, Selasa.

Keputusan tersebut diperoleh setelah hasil pantauan hilal yang dilakukan dari 114 lokasi berbeda di Indonesia.
Menag mengatakan proses penetapan 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah berlangsung alot. Bahkan dari seratusan titik pemantauan hilal tidak ada yang melaporkan telah melihat hilal sesuai kriteria MABIMS.

Namun pada detik-detik terakhir akan diputuskan, seorang perukyat hilal di Aceh melaporkan telah melihat hilal dan telah disumpah.

"Saat kami akan mempersiapkan keputusan, ternyata ada yang menyaksikan hilal di Aceh dan sudah diambil sumpah," kata Menag.

Setelah ditetapkan, Menag berharap perayaan Idul Adha bisa dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh umat Islam di Indonesia. Apabila ada perbedaan maka diminta untuk saling menghormati.

"Namun jika muncul ada perbedaan, kita menyelesaikan persoalan ini dengan kebersamaan. Kami mengimbau kita melaksanakan Shalat Idul Adha, Jumat 6 Juni 2025," kata Menag.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat mengatakan, hasil rukyatulhilal beserta data hisab mengenai posisi hilal dibahas dalam sidang isbat ini.

''Keputusan yang dihasilkan akan menjadi dasar penetapan awal Dulhijah 1446 H sekaligus penentuan Hari Raya Idul Adha 2025," ujar Arsad dilansir dari laman Kemenag, Selasa (27/5/2025).

Kemenag melakukan pemantauan hilal (rukyatulhilal) di 114 titik di seluruh wilayah Indonesia. Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat mengatakan, hasil rukyatulhilal beserta data hisab mengenai posisi hilal akan dibahas dalam sidang isbat ini.

''Keputusan yang dihasilkan akan menjadi dasar penetapan awal Dzulhijah 1446 H sekaligus penentuan Hari Raya Idul Adha 2025," ujar Arsad dilansir dari laman Kemenag, Selasa (27/5/2025).

Arsad menjelaskan, berdasarkan hasil perhitungan Tim Hisab Rukyat Kemenag, posisi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk, yakni antara 0° 44,15’ (nol derajat empat puluh empat koma lima belas menit) hingga 3° 12,29’ (tiga derajat dua belas koma dua puluh sembilan menit).

Sementara itu, sudut elongasi berkisar antara 5° 50,64’ (lima derajat lima puluh koma enam puluh empat menit) hingga 7° 6,27’ (tujuh derajat enam koma dua puluh tujuh menit).

Menurut Arsad, kondisi tersebut telah memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menjadi acuan utama dalam penetapan awal bulan Hijriyah di kawasan Asia Tenggara.

Rangkaian kegiatan Sidang Isbat awal Dzulhijah ini akan diawali dengan seminar posisi hilal yang menghadirkan para ahli astronomi dan pakar ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam. (Fitri Aulia Lestari/Antara, ed: Nashih)

Tags: dzulhijjah, keutamaan dzulhijjah, puasa dzulhijjah, idul adha, kapan idul adha, amalan dzulhijjah