3 Ayat Alquran Ini Perintahkan Merawat Bumi dan Merusaknya adalah Bentuk Khianat

3 Ayat Alquran Ini Perintahkan Merawat Bumi dan Merusaknya adalah Bentuk Khianat

12/05/2025 23:00 ADMIN

Foto: freepik


JAKARTA, MUI.OR.ID – Kerusakan lingkungan yang terus meluas tidak hanya menjadi persoalan sosial dan ekologis, tetapi juga merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanat ilahi.

Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Miftahul Huda, menegaskan bahwa dalam ajaran Islam, manusia memiliki peran sebagai khalīfatullāh fī al-arḍhi atau wakil Allah SWT di muka bumi. Tugas utama manusia adalah menjaga dan memakmurkan bumi.

“Orang atau manusia yang berbuat kerusakan, membunuh, tidak mampu melestarikan lingkungan, buang sampah sembarangan, menebang pohon tiada aturan, mengeksploitasi sumber daya alam tanpa ada reboisasi, tanpa ada perbaikan kembali, itu dia sudah mengkhianati amanat yang diberikan oleh Allah SWT dan dia tidak layak disematkan kepadanya sebagai pilar khalifatullah,” ujar Kiai Miftah saat dihubungi tim MUIDigital, Senin (11/5/2025).

Kiai Miftah menambahkan bahwa Alquran memuat banyak peringatan agar manusia tidak merusak lingkungan. Di antaranya, Surat Al-Baqarah ayat 60 yang berbunyi:

ۖ كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ مِن رِّزْقِ ٱللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

"Makan dan minumlah dari rezeki yang diberikan Allah, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi."
Ayat ini, menurut Kiai Miftah, menekankan bahwa pemanfaatan alam harus tetap dalam batas yang tidak menimbulkan kerusakan.

“Allah memperbolehkan manusia menikmati rezeki-Nya, tapi jangan sampai kebebasan itu berubah menjadi perusakan. Ayat ini jelas menegaskan bahwa eksploitasi alam tanpa batas itu melanggar amanat ilahi,” ujar Kiai Miftah.

Lebih lanjut, Kiai Miftah mengutip surah Ar-Rum ayat 41:

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Ayat ini disebut sangat relevan dengan kondisi saat ini, Kiai Miftah mencontohkan seperti pencemaran laut, deforestasi, dan perubahan iklim global.

“Kerusakan yang kita lihat hari ini di darat dan di laut adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri. Maka, musibah lingkungan adalah bentuk teguran agar kita kembali pada jalan hidup yang benar dan seimbang,” jelasnya.

Selain itu, Surah Al-A’raf ayat 56 juga mengandung pesan penting:

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَـٰحِهَا ۚ وَٱدْعُوهُ خَوْفًۭا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌۭ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."

Kiai Miftah menambahkan bahwa manusia tidak boleh merusak bumi yang telah Allah ciptakan dalam keadaan seimbang. Ayat ini merupakan perintah langsung agar manusia menjaga dan tidak menghancurkan tatanan alam.

“Ketiga ayat ini menjadi bukti kuat bahwa merawat bumi adalah perintah agama. Kita tidak bisa hanya mengambil manfaat tanpa tanggung jawab,” tegasnya. (Miftahul Jannah/Latifahtul J, ed: Nashih)


Tags: ayat pelestarian lingkungan, ayat menjaga lingkungan, tuntunan islam lingkungan, ayat alquran lingkungan, menjaga lingkungan, majelis ulama indonesia